Bogor Musim Hujan, RSUD Kota Bogor Kebanjiran Pasien Demam

0
107
UDARA BERDEBU: Murid SD 1 Nawakerti, Karangasem, Bali, memakai masker. Sejumlah desa di sekitar lereng Gunung Agung mulai dilanda hujan abu vulkanik setelah gunung tertinggi di Bali tersebut meletus pada Selasa (21/11).RAKA DENNY/JAWAPOS
ilustrasi masker

BOGOR–RADAR BOGOR,Hujan masih akan terus mengguyur Kota Bogor. Masyarakat mesti menjaga kesehatan dengan mewaspadai penyakit-penyakit yang kerap mewabah di musim hujan. Pasalnya, berbagai penyakit ”musiman” paling sering dijumpai di kondisi lembap dan hawa dingin.

Buktinya, pasien paling banyak yang datang ke RSUD Kota Bogor membawa keluhan demam.

Tercatat, sebanyak 1.246 pa­sien dilarikan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama Januari. Artinya, rata-rata sekitar 41 orang dalam sehari yang mengalami demam dengan berbagai keluhan lainnya. Jika dirata-ratakan lagi, ada 1-2 orang yang me­nga­lami demam setiap jamnya.

Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat menuturkan, jumlah itu sudah termasuk pasien-pasien yang dirujuk dari rumah sakit lain. Sebagian besar menempati ruangan di gedung anyar yang kini sudah bisa dinikmati masyarakat. Taufik menyebutkan, lantai pertama, kedua, dan keempat menjadi tempat rawat inap para pasien yang mengalami gejala lanjutan.

”Jadi, ada juga penyakit yang harus dirawat inap. Tidak semua yang sampai di IGD harus dirawat inap. Kalau rawat inap, paling banyak itu penyakit gagal ginjal kronis, hingga diabetes (sesuai datanya),” terangnya kepada Radar Bogor, Rabu (26/2).

Selain demam, dispepsia juga menjadi penyakit yang paling banyak menjangkiti warga. Penyakit itu lebih akrab dikenal masyarakat sebagai gejala maag. Perut terasa tidak nyaman. Bisa juga karena asam lambung. Tak ketinggalan pula, penyakit umum lain seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan asma menjadi musiman. Beruntung, sebagian besar masih bisa diatasi secara medis.

Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Caidir pun mengakui bahwa jumlah pasien yang dipengaruhi musim hujan memang selalu mengalami kelonjakan. Hanya saja, ia berharap pasien-pasien yang mengalami demam itu tidak berlanjut hingga gejala demam berdarah (DBD). Untuk itu, pihaknya selalu mengantisipasi dengan melakukan pemeriksaan intensif terhadap pasien-pasien dengan gejala demam di musim hujan.

”Kalau biasanya itu ada pasien demam, baru sehari kita lang­sung cek darah. Kalau normal, berarti masuk dalam greenzone. Artinya boleh pulang. Tetapi, pasien-pasien yang masul IGD memang hanya 40 persennya dinyatakan yellowzone atau redzone yang ber­lanjut sampai harus rawat inap atau rawat jalan,” te­rangnya.

Sejauh ini, pasien di RSUD Kota Bogor juga masih dalam taraf normatif.

Belum ada lonjakan outbreak demam. Demi menghindari penyakit ”musiman” di waktu hujan, ia pun mengimbau masyarakat untuk hidup lebih bersih.

Ia menyebutkan, di antaranya harus memakai masker jika mengalami demam, batuk, pilek. Masyarakat juga mesti sering-sering mencuci tangan dengan higienis karena kontak penyakit sebagian besar melalui tangan.

”Satu lagi ya, jangan jajan sembarangan. Karena di musim hujan ini bisa memicu penyakit diare. Apalagi kalau ma­kanannya tidak bersih,” tutupnya.(mam/c)