Sukajaya Kembali Diterjang Longsor, Desak Pemkab Segerakan TPT

0
213
Longsor-Sukajaya
Longsor kembali menerjang Kampung Cibuluh Gunung Tajur, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya pada Jumat – Sabtu (20-21/3). FOTO : JAENAL/RADAR BOGOR
Longsor-Sukajaya
Longsor kembali menerjang Kampung Cibuluh Gunung Tajur, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya pada Jumat – Sabtu (20-21/3). FOTO : JAENAL/RADAR BOGOR

SUKAJAYA – RADAR BOGOR, Bencana longsor kembali menerjang Sukajaya. Kali ini, longsor terjadi Kampung Cibuluh Gunung Tajur, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya pada Jumat – Sabtu (20-21/3/2020) lalu.

Kondisi itu membuat UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Wilayah 6 kewalahan menangani titik longsor. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas PUPR hingga saat ini tak kunjung merealisasikan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT).

“Longsor pertama di hari Jumat sudah ditangani, bahkan malamnya jalan sudah bisa

diakses kembali meskipun beberapa titik masih rawan longsor susulan,” kata Kepala UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Wilayah 6, Punti Minesa, kepada Radar Bogor.

Untuk sementara, Punti menjelaskan, pihaknya tebingan yang ada dibuat landai agar tidak menimbulkan longsor kembali. “Untuk kebutuhan pembuatan TPT memang masih banyak, akibat bencana di Januari kemarin,” jelasnya

Punti juga mengaku kebutuhan TPT hingga saat ini terus diusulkan namun untuk sementara Kampung Cibuluh Gunung Tajur bukanlah prioritas. Menurut Punti, ada lokasi menjadi prioritas lantaran lebih rawan terjadi longsor. “Ada 20 titik yang harus dibuatkan TPT,” katanya.

Kebutuhan 20 TPT ini, kata Punti, pun terbatas dengan anggaran yang ada. Lebih lanjut ia menuturkan, pengajuan TPT dilakukan secara bertahap karena statusnya sudah memasuki masa penanganan transisi ke rekonstruksi.

“Tahun ini ada beberapa titik yang dibangunkan TPT dan tahap awal baru bisa terpasang di 4 titik termasuk lokasi yang rawan yakni di wilayah Sukaraksa, Curugbitung dan Harkatjaya,” tuturnya.

Senada dikatakan Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Muhamad Adam Hamdani, longsor bukit yang terjadi Jumat (20/3/2020) sore menutupi akses jalan hingga 10 meter. Namun, kata dia, di malam harinya akses jalan sudah bisa dilalui sekira pukul 22.30.

“Ternyata di atas bukit ada mata air yang mengakibatkan roboh rumpun bambu dan dilanjut longsor sehingga sempat menutupi jalan,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Kiarapandak, Agus Salim (43) mengeluhkan lambatnya pengerjaan jalan khususnya pasca bencana yang dilakukan Pemkab Bogor hingga longsoran kembali terjadi.

“Warga resah dan dihantui longsor kembali, seharushya semua tebingan yang longsor secepatnya dipasang TPT, namun sampai pasca bencana Pemkab Bogor seperti melupakan warganya sendiri,” keluhnya. (nal/c)