Pemkab Bogor Jadikan BPSDM Kemendagri untuk Ruang Isolasi Pasien Corona

0
351
Ade Yasin saat meninjau gedung BPSDM Kemendagri, Kamis (26/3).
Ade Yasin saat meninjau gedung BPSDM Kemendagri, Kamis (26/3). Metropolitan

CIBINONG-RADAR BOGOR, Bupati Bogor, Ade Yasin kelimpungan lantaran warganya yang terindikasi virus corona atau Covid-19 terus bertambah setiap harinya.

Empat RSUD dan satu Rumah Sakit Paru yang disiagakan untuk pasien corona kondisinya sudah penuh oleh pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).

Atas kondisi itu, Ade Yasin mencoba alternatif lain dengan mencari tempat yang bisa digunakan untuk ruang isolasi pasien corona. Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri di Jalan Raya Parung, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menjadi pilihan.

“Kita kesulitan menampungnya, jadi berkunjung ke Wisma Kemendagri. Tempatnya cukup nyaman dan jauh dari keramaian rumah penduduk, jadi kami tentukan di sini sebagai lokasi rumah singgah atau karantina bagi ODP dan PDP,” kata Ade Yasin saat meninjau gedung BPSDM Kemendagri, Kamis (26/3).

Setelah berkeliling mengecek kondisinya, politisi PPP ini menganggap gedung tersebut sangat layak untuk lokasi karantina. Jumlah kamarnya cukup banyak yakni 44 dengan total tempat tidur sebanyak 168.

“Mudahan-mudahan bisa jadi jalan keluar ketika makin bertambahnya wabah ini. Saya berharap tidak ada penambahan pasien, tapi ketika dipersiapakan, jika ada sesuatu tak terduga kita sudah siap,” terangnya.

Menurutnya, konsep rumah singgah tidak terlalu rumit untuk kebutuhan alat kesehatannya. Tempat ini digunakan untuk pertolongan pertama sebagai bentuk antisipasi.

Selain itu, rencana ini sebagai bentuk antisipasi khawatir Wisma Atlet di Kemayoran Jakarta yang juga menampung pasien asal Bogor, Jakarta, Depok dan lainnya penuh.

Ade Yasin ingin warga Bogor merasa terjamin bahwa pemerintah peduli dan tak hanya mengandalkan Jakarta atau di daerah lain.

“Ketika ada pasien positif di rumah sakit kemudian keluarganya sudah diasingkan masyarakat, jadi lebih baik kita suruh di sini. Atau yang masih penanganan kita taruh sini dulu. Karena RS lebih kepada pasien positif. Ketika bisa memfasilitasi sendiri kenapa tidak,” ungkap Ade Yasin.

Untuk tenaga medis, Ade Yasin mengaku tak mungkin mengambil dari rumah sakit yang ada karena mereka fokus menangani pasien di rumah sakit. Solusinya, ia akan merekrut tenaga medis dan relawan yang biasa di bidang medis seperti PMI.

“Kemungkinan kebutuhan dokter yang untuk kontrol cukup satu atau dua. Tapi perawat kapasitas 44 kamar butuh sekitar empat kali lipat atau lima kali lipat, mungkin sepuluh sampai 15,” bebernya.

Saat ditanya kapan rencana tersebut bisa direalisasikan, Ade Yasin mengaku secara ruangan sudah siap. Dirinya juga telah meminta empat direktur RSUD membahas langkah ini dengan cepat karena berkaitan dengan SOP kesehatan. Ade Yasin berharap gedung tersebut bisa digunakan mulai minggu depan.

“Sebetulnya udah siap secara ruangan, hanya kita persiapkan dulu. Hari ini juga saya minta cepet bahas oleh direktur empag RSUD karena berkaitan dengan SOP kesehatan, jadi begitu dibahas besok mulai jalan dan ada perbaikan sedikit. mudah-mudahan minggu depan bisa dipakai,” pungkas Ade Yasin. (fin/mtr)