CIBINONG-RADAR BOGOR, Alat Perlindungan Diri (APD) masih belum mencukupi bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Bogor. Kendala itu menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bogor.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanuddin mengakui, kendala itu bakal menjadi salah prioritas dalam penanganan pandemi wabah Covid-19.
Pemkab juga sempat menerima bantuan sekira 2.000 set APD dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Ribuan APD itu telah didistribusikan ke masing-masing rumah sakit yang membutuhkan.
“Kalau cadangan segitu, sepertinya tidak cukup. Kalau tidak salah, kemungkinan hanya bisa untuk seminggu. Kan APD itu sekali pakai, langsung dibuang. Belum paramedisnya, cleaning service juga,” paparnya, Rabu (1/4/2020).
Pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk sarana APD. Sebelumnya, pemkab sempat menggadang-gadang hingga Rp80 miliar anggaran bisa dikantongi.
Anggaran penanganan wabah itu berasal dari pergeseran dana-dana APBD. Mereka pun telah menyiapkan proporsinya dengan mendata kegiatan-kegiatan non prioritas.
Pembahasan terkait pergeseran dana itu mulai digarap di DPRD Kabupaten Bogor, kemarin.
“Yang jelas, kita masalahnya di APD. Kalau dipikir-pikir, dari segi anggaran (untuk membeli lebih banyak APD) kita memungkinkan. Namun, kelangkaannya itu yang susah,” ucapnya.
Untuk itu, ia sebenarnya berharap agar persoalan alat-alat kesehatan (alkes) bisa diambil alih oleh pemerintah pusat.
Sarana alkes lainnya, seperti masker, juga menjadi kebutuhan prioritas dalam menangani pandemi wabah Covid-19. Persiapan RS darurat di Kecamatan Kemang juga tak pelak membutuhkan kesiapan alkes yang memadai.
Sebelumnya, APD dari Kemenhan telah didistribusikan ke RSUD dan 101 puskesmas se-Kabupaten Bogor. Sarana APD itu setidaknya bisa menutupi kekurangan beberapa rumah sakit yang terpaksa hanya berbekal mantel plastik dalam menjalankan tugas menangani pasien Covid-19. (mam/c)