BOGOR-RADAR BOGOR, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor mulai diberlakukan besok Rabu (15/4/2020).
Beberapa aktivitas secara resmi sudah dibatasi sehubungan dengan penerapan karantina wilayah tersebut. Salah satunya aktivitas transportasi di Terminal Baranangsiang.
Kepala Terminal Baranangsiang, Moses Lieba Ary mengatakan, pihaknya akan berpegang pada surat edaran dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Surat tersebut berisikan imbauan terkait jam operasional terminal, yakni mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB.
“Saya sudah kordinasi dengan Pak Agus Sekdin Dishub Pemkot Bogor. Pada prinsipnya Pemkot Bogor membuat jam operasional pukul 5 pagi sampai 7 malam, jadi saya coba untuk menyamakan tapi Pak Agus mengatakan kalau bisa enggak usah, karena kan hanya terpaut sejam, itu bisa untuk integrasi. Jadi gak terlalu jauh bedanya,” ujarnya kepada Radar Bogor, Senin (13/4/2020).
Terkait penerapan physical distancing, kata Moses, Terminal Baranangsiang sudah menginformasikan kepada PO bus untuk membatasi penumpang, baik Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), yakni dikurangi menjadi setengah dari total kapasitas.
“Untuk jam operasional terminal sekarang ada surat yang mau saya edarkan ke PO, bahwa nanti sudah tidak ada imbauan lagi tapi semua diwajibkan. Dalam hal ini masker, hand washing, cuci tangan, pokoknya seperti disinfektan tiap-tiap kendaraan melalui PO. PO itu harus disinfektan tiap-tiap kendaraan yang masuk dan keluar,” imbuhnya.
Moses mengakui, meski PSBB baru dilaksanakan Rabu (15/4/2020) nanti, Terminal Baranangsiang sudah mengalami penurunan penumpang secara drastis. Penurunan tersebut semakin berkurang setiap harinya, dikarenakan masyarakat semakin mengikuti anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah.
“Memang udah sepi dari sebelum PSBB, parkiran kendaraan bermotor udah sepi semua. Tadi juga ada permintaan bagaimana tentang nasib-nasib dari PO-PO ini, kalau keadaan sepi begini. Ya kita belum ada petunjuk, jadi kita enggak bisa ambil tindakan. Karena harus dari kementerian baru kita bisa sosialisasikan di bawah. Tidak bisa kita serta merta keinginan atau unek-unek dari PO-PO, supir-supir langsung diterapkan, itu kita tidak bisa, harus ada petunjuk dari atas (Kemenhub),” bebernya.
Sementara itu, Komandan Regu Terminal Baranangsiang, Samsudin menjelaskan, terdapat beberapa angkutan dan PO yang berhenti beroperasi. Pasalnya, banyak bus yang kehilangan penumpangn sehingga biaya perjalanan tidak dapat tertutupi.
“Pemberangkatan semacam Bandung aja, kadang-kadang kalau keadaan kayak gini mah lima orang doang dan harus nunggu dua jam, padahal biasanya 35 menit. Sekarang untuk jalur Priuk – Kramat Jati udah gak jalan mobilnya. Liat situasi kondisi masalah penumpang, intinya gitu aja,” tutupnya. (cr4/c)