Pasien PDP Covid-19 di RS Hermina Cileungsi Ngotot Minta Pulang

0
811
Humas RS Hermina Cileungsi, DR Camelia (kiri) memberikan penjelasan terkait pasien PDP yang ngotot minta pulang.
Humas RS Hermina Cileungsi, DR Camelia (kiri) memberikan penjelasan keada media terkait pasien PDP yang ngotot minta pulang.

CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Pasien dalam pengawasan (PDP) di Cileungsi meminta pulang saat pihak rumah sakit tengah mencarikan rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor.

Hak terbaik diketahui saat pihak RS Hermina Cileungsi sedang menangani pasien yang saat itu dalam kondisi mengandung atau hamil di luar rahim.

Humas RS Hermina Cileungsi, DR Camelia menjelaskan, pihaknya samasekali tidak memulangkan pasien yang masuk pada 3 April 2020 lalu. Melihat kondisi pasien yang hamil di luar rahim, tim medis rumah sakit langsung memberikan penanganan lantaran kondisi tersebut mengancam nyawa.

“Langsung dilakukan operasi segera dengan kegawatdaruratan karena ini mengancam nyawa,” ujarnya kepada Radar Bogor, Selasa (21/4/2020).

Dia menyebut, setelah post operasi pada 4 April pasien mengalami gejala yang mengarah kepada Covid-19. Pasien tersebut pun mengeluh batuk dan sesak. Tim medis langsung memastikan pasien masuk ke dalam kategori PDP.

“Penanganan pelaksanaan PDP sudah diberikan kepada pasien ini. Kemudian kami mencari rumah sakit rujukan yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor,” ungkap dia.

Dia mengaku, RS Hermina masuk kategori rumah sakit rujukan ODP, bukan PDP sehingga melihat kondisi pasien tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien PDP.

Sementara menunggu hasil rujukan, pasien mendapatkan terapi seusai kondisi penyakitnya. Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan rumah sakit rujukan tersebut.

Pasalnya, sejumlah rumah sakit rujukan PDP di Kabupaten Bogor penuh. “Belum dapat juga dengan alasan penuh,” ujar dia.

Dia mengaku, pada 11 April keluhan batuk dan sesak pasien ini berkurang. Pasien bersama keluarga langsung meminta pulang dengan alasan ingin menjalani perawatan di rumah.

Menurut dia, permintaan pasien tersebut langsung ditolak oleh RS Hermina. Tim medis rumah sakit kemudian memberikan pemahaman dan diedukasi. Namun, pihak keluarga tetap bersikeras untuk pulang dari rumah sakit.

“Tetapi pasien tetap memilih dirawat di rumah walaupun kami sudah menjelaskan kondisi medisnya belum stabil dan belum ada indikasi untuk pulang. Disamping itu sejumlah rumah sakit rujukan PDP di Kabupaten Bogor pun belum ada,” terangnya.

Dia menegaskan, RS Hermina samasekali tidak memulangkan pasien tersebut. Seusai diberikan pemahaman dan edukasi terkait kondisi pasien, namun pihak keluarga bersikeras untuk tetap mejalani perawatan mandiri di rumah.(reg)