BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berupaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan menempatkan tenaga medis, yang menangani pasien corona di wisma.
Pemkot Bogor pun memanfaatkan Hotel Salak, Bogor Tengah, sebagai tempat istirahat bagi para tenaga medis.
“Persiapan wisma tenaga medis di Hotel Salak,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat saat ditemui di Posko Criris Center Covid-19 di Kota Bogor, Selasa (21/4).
Ade menuturkan, tenaga medis memang dianjurkan untuk tidak pulang ke rumah usai bertugas menangani virus corona atau Covid-19. Untuk itu, mereka membutuhkan tempat peristirahatan.
Meski demikian Pemkot Bogor tetap menganggarkan untuk kebutuhan wisma tersebut melalui APBD.
“Nilainya tidak mahal tetapi nyaman untuk tenaga medis sehingga bisa pulih, imun-nya termasuk kebutuhan makannya,” tutur dia.
Ade meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengusulkan anggaran untuk kebutuhan tersebut. Sehingga, Hotel Salak dapat secepatnya dipergunakan untuk para tenaga medis.
Ade menyatakan, wisma tenaga medis dapat dimasukkan dalam pos anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp238 miliar yang meliputi, peningkatan sarana prasarana RSUD Kota Bogor dan pengadaan alat kesehatan (Alkes).
Bahkan, selama Covid-19, pihaknya juga dapat mempergunakan pos anggaran belanja tidak terduga (BTT) Rp115 miliar.
“Saya minta diusulkan, berapa yang bisa dihimpun dan dialihkan. Karena ini menggeser-geser angka saja,” kata Ade, yang juga Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bogor itu.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, tenaga medis memang mebutuhkan waktu 14 hari bekerja menangani pasien terkait Covid-19 dan 14 hari beristirahat. Dalam proses 14 hari istirahat, mereka harus melakukan isolasi.
“Jadi kita siapkan dia hotel atau wisma-wisma. Kemarin ada yang menawarkan, seperti Litbang Kementrian Pertanian, tapi hanya 12 sampai 24 kamar. Kebutuhannya bisa 100 sampai 150 kamar,” ujar dia.
Retno menuturkan telah melakukan penjajakan dengan Hotel Salak dan Hotel New Garden. Namun, dia menilai, Hotel Salak cukup representatif untuk menjadi wisma tenaga medis.
“Kalau memang di (Hotel) New Garden hanya ada 68 tempat tidur. Kalo di (Hotel) Salak bisa sampai 110 tempat tidur,” ujar dia.
Dia meminta Direktur RSUD Kota Bogor untuk menyiapkan rinciannya. Sehingga, wisma dapat dipergunakan untuk tiga bulan ke depan.
“Di situ tiga kali makan, pagi, siang dan sore, dan harganya harga sosial. Karena tetep bayar untuk kamar. Kita butuhkan untuk 3 bulan-an. Nanti dianggarkan pake anggaran BTT, kan ini untuk penanganan Covid-19,” kata Retno.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir menjelaskan, di RSUD Kota Bogor terdapat 300 tenaga medis.
Dalam penanganan Covid-19, jumlah itu harus dibagi menjadi dua selama 14 harinya. Artinya, setiap 14 hari, RSUD hanya mempekerjakan 150 tenaga medis.
Sebenarnya, kata Ilham, pihaknya menyediakan wisma di area RSUD Kota Bogor. Namun, wisma itu tidak cukup untuk menampung 150 tenaga medis.
“Kita memang sudah ada (wisma) di dalam RSUD. Tapi jumlahnya sangat terbatas,” kata Ilham.
Ilham mengakui, Hotel Salak sangat tepat untuk dijadikan wisma tenaga medis. Dia menyatakan, akan segera menghitung kebutuhan para tenaga medis.
“Kita perlu hitung dulu. Kira-kira di sana berapa dan di RSUD ini nantinya seperti apa,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Ketua IDI Kota Bogor Zainal Arifin mendukung penuh rencana Pemkot Bogor dalam menyediakan wisma tenaga medis. Zainal menyatakan sudah sepatutnya tenaga medis mendapatkan dukungan sebagai garda terdepan dalam menangani Covid-19.
“Itu kepentingan lokalisir supaya enggak ada penyebaran, isolasi di tempat yang agak layak gitu lho. Saya juga setuju tempatnya di Hotel Salak,” tukasnya.(ded/c)