Banyak Warga Tak Pedulikan PSBB, Bupati Bogor : Move On Lah

0
191
Bupati Ade Yasin saat berdialog dengan salah satu calon penumpang di Stasiun Bojonggede, Senin (20/4/2020).
Bupati Ade Yasin saat berdialog dengan salah satu calon penumpang di Stasiun Bojonggede, Senin (20/4/2020).

CIBINONG – RADAR BOGOR, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bogor telah berjalan separuhnya. Hanya saja, masih banyak warga yang tak mempedulikan imbauan untuk berdiam diri di rumah.

Hal itu pun membuat Bupati Bogor, Ade Yasin semakin gusar. Ia sendiri menyaksikan kondisi itu di beberapa wilayah. Evaluasi terhadap PSBB, menurutnya, sudah banyak yang berdisiplin. Hanya saja, masih banyak yang lalu-lalang di jalanan, berkumpul, hingga sekadar tidak menggunakan masker.

“Saya bertanya-tanya, mengapa masih ada warga masyarakat tidak mematuhi aturan yang ada dalam PSBB? Mengapa masyarakat mengabaikan imbauan pemerintah? Semua imbauan pemerintah, semua aturan yang ada dalam PSBB bukan untuk menyusahkan, melainkan untuk membantu masyarakat agar tidak tertular virus Corona yang mematikan,” tegasnya, Rabu (22/4/2020).

Kabupaten Bogor sendiri telah berkali-kali menyosialisasikan agar masyarakat menjaga diri. Imbauan Physical Distancing juga telah berulang kali dilayangkan, hingga tingkat RT maupun RW. Sekolah-sekolah sudah ditutup, bekerja dilakukan dari rumah, dan ibadah juga di rumah.

“Seharusnya sudah lebih dari cukup bagi masyarakat untuk mengerti. Alasan keluar rumah karena harus cari nafkah, lebih masuk akal. Berat memang kalau tidak ada pemasukan secara ekonomi. Akan tetapi, siapakah yang tidak merasakan beratnya situasi sekarang ini. Siapakah yang tidak terdampak oleh pandemi corona?” cecar perempuan mantan pengacara ini.

“Saya lebih meyakini bahwa orang yang masih ke luar rumah dan tidak mematuhi aturan PSBB adalah orang yang tidak bisa move on. Orang yang belum biasa mengubah kebiasaan-kebiasaan sebelum ada Covid-19,” lanjutnya lagi.

Ia mewanti-wanti, jika terkonfirmasi positif Covid-19 pasti sangat menyakitkan. Mental akan jatuh karena obatnya juga belum ada. Orang-orang terdekat bisa ikut tertular.

Menurutnya, akan sangat memilukan jika sudah tertular, karena harus diisolasi di rumah sakit. Pasien sendirian, tanpa bisa dibesuk oleh keluarga dan orang-orang terdekat.

“Oleh sebab itu, move on lah. Ubahlah kebiasaan-kebiasaan sebelumnya sampai pandemi ini berakhir,” pungkasnya. (mam/c)