Soal SPP di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Saran Disdik Kota Bogor untuk Orangtua Siswa

0
33
Ilustrasi penerimaan peserta didik baru (Dok. JawaPos.com)
Ilustrasi. (Dok. JawaPos.com)

BOGOR-RADAR BOGOR, Banyak orang tua siswa yang mengeluhkan terkait SPP anaknya akibat wabah virus corona. Menanggapi keluhan orang tua (ortu) tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan sistem pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di tengah wabah Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin, menyatakan bahwa tidak bisa dipungkiri saat ini sekolah membutuhkan dukungan dari orangtua murid untuk operasional sekolah.

“Sekolah memang sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat, terutama untuk honor guru di sekolah swasta. Kalau sekolah negeri tidak ada masalah. Di swasta ini kan honor guru dari sekolah, di antaranya dari iuran siswa (SPP) sehingga sekolah sangat terbantu untuk membayar honor guru jika keuangan dari orangtua murid itu masuk,” ungkap Fahrudin usai melakukan audiensi dengan Wali Kota Bogor Bima Arya di Balaikota, Kamis (30/4).

Di sisi lain, kata dia, kondisi pandemi seperti saat ini, membuat sejumlah orangtua murid mengaku sama-sama sedang kesulitan. “Untuk itu, tinggal dijalin komunikasi saja antara orangtua dengan sekolah. Sekolah pastinya paham dengan kondisi orangtua. Dan orangtua juga supaya paham juga dengan kondisi sekolah,” terangnya.

“Memang diperlukan sikap gotong royong, keterbukaan, kerjasama saat seperti ini. Untuk orangtua yang mampu segera bantu sekolah untuk mengatasi operasionalnya. Untuk yang tidak mampu, jangan khawatir. Jangan terlalu jadi beban. Kita hanya mengimbau agar sekolah-sekolah paham dengan kondisi masyarakat. Tetapi masyarakat juga harus paham kondisi sekolah, bahwa sekolah memerlukan operasional. Tinggal komunikasi saja,” tambah dia.

Di tengah kondisi yang serba tidak menentu, Kadisdik juga menyatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan kapan situasi ini akan normal.

“Yang sekarang itu (siswa) akan masuk kembali pada 29 Mei 2020. Sampai habis libur Idul Fitri. Tapi jika melihat tren dan perkembangan Covid, sepertinya akan diperpanjang lagi nanti sampai pada kenaikan kelas sekitar akhir Juni. Nanti ada arahan dari pemerintah seperti apa,” tandasnya.

Ia menjelaskan, jika melihat atau dari pengalaman negara-negara lain, Dinas Pendidikan harus mempersiapkan metode belajar jarak jauh tidak hanya sampai kenaikan kelas saja. “Tapi harus sampai melebihi itu. Kita sedang mempersiapkan pembelajaran jarak jauh untuk tahun pelajaran baru sesuai juga dengan hal yang dipersiapkan oleh Kementerian. Nanti kita akan manfaatkan TV lokal, radio lokal agar pembelajaran jarak jauh lebih efektif,” terang dia.

Menurutnya,sejauh ini pembelajaran jarak jauh di masa Covid-19 diutamakan kepada peningkatan kecakapan hidup atau life skill di tengah-tengah keluarga menghadapi pandemi Covid-19. Para guru memanfaatkan aplikasi video conference seperti zoom maupun google meeting serta WhatsApp Group.

“Lalu terkait pembiasaan beribadah di bulan suci Ramadhan. Jadi konten-konten itu, pola hidup sehat, kerjasama di keluarga dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil dengan Covid ini. Teknologi juga sangat luar biasa. Selain keimanan yang harus kita tingkatkan, penguasaan teknologi juga agar kita tetap bisa belajar sesuai dengan harapan kurikulum, minimal tidak terlalu jauh dengan harapan kurikulum. Tentunya ilmu, iman, termasuk teknologi menjadi salah satu pelajaran untuk kita bahwa pendidikan itu jangan lepas dari situ,” pungkasnya. (ded/c)