Jatah Beras Bantuan Corona Dipangkas, 30 Kg jadi 2 Liter. Kualitas Buruk!

0
36
ilustrasi beras
ilustrasi beras
ilustrasu beras.

BOGOR–RADAR BOGOR, Bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 30 kg bagi rumah tangga miskin (RTM) terdampak Covid-19 mengalami pemangkasan. Dari 30 kilogram menjadi dua liter.

Kejadian itu dialami warga Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Yulianti. Dia dikejutkan dengan bansos dua liter beras yang berkualitas buruk. Bantuan itu pun sempat menjadi perbincangan lantaran diunggah ke media sosial oleh salah seorang warga.

“Pagi-pagi ada antar bilang ada bantuan dari bupati, berupa beras 2 liter. Namun berasnya gak bagus,” ungkapnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Kualitas beras yang jauh dari ekspektasi itu menggelisahkannya. Ia pun sempat meminta pendapat teman-temannya dengan kembali mengunggah kondisi beras itu. Hampir semua orang sependapat dengan kualitas beras yang tidak begitu layak itu.

Bantuan itu sekaligus menjadi yang pertama bagi keluarganya selama masa pandemi. Ia mengakui, belum ada bantuan lainnya, termasuk dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Padahal, beberapa keluarga telah didata untuk mendapatkan bantuan karena terdampak Covid-19,” beber dia.

Dikonfirmasi soal itu, Kepala Desa Sukaharja, Ujang Suhendra menerangkan, desanya mendapatkan jatah 342 karung beras bansos. Beras ini kemudian dijatah 30 kilogram untuk diberikan kepada keluarga yang terdaftar dan terverifikasi sebagai penerima bantuan. Dia pun tak tahu-menahu ihwal adanya pemangkasan beras hingga dua liter tersebut.

“Secara aturan beras ini kami bagikan secara merata sesuai dengan data yang masuk. Untuk teknis penyalurannya, beras didrop di kantor desa sebelum diambil atau dibagikan lang sung dengan didampingi babinsa dan bhabinkamtibmas,” terangnya.

Dia menegaskan bagi warga yang belum mendapatkan bantuan beras untuk tidak khawatir dan menunggu bantuan dari jalur lain.

Menurutnya, hampir seluruh warganya sudah diajukan untuk mendapatkan bantuan yang disediakan pemerintah.

Di tempat terpisah, Bupati Bogor Ade Yasin menampik jika beras berkualitas buruk yang dikeluhkan warga berasal dari bansos yang telah digelontorkan pihaknya. Apalagi, setiap keluarga seharusnya mendapatkan 30 kilogram. Bukan dua liter beras seperti yang sampai ke tangan warga.

“Ya, gimana ya. Itu sebetulnya ada mis (komunikasi) saja. Jadi, yang kemarin itu, dia terima dari pak RT. Sementara beras kami (pemkab) kan dari Bulog, harus nya beras bagus,” terangnya kepada Radar Bogor, Selasa (5/5/2020).

Ia pun mengimbau agar masyarakat memperhatikan kondisi beras bantuan yang diterima. Jika kondisinya tak layak konsumsi, pihaknya akan mengembalikan langsung ke Bulog.

“Kalau masyarakat menerima beras jelek, tolong dikembalikan biar kami kembalikan ke Bulog. Karena kita kan pesannya memang yang biasa untuk dimakan. Kualitasnya bagus,” tegas Ade.

Meski begitu, pihaknya masih menyelidiki asal beras yang dianggap tak layak itu. Apakah itu berasal dari bansos pemkab yang sebanyak 30 kilogram? Ade enggan berkomentar terlalu jauh. “Kita lagi investigasi dulu,” tutupnya.

Sebelumnya, pemkab telah meluncurkan pengiriman bansos berupa beras yang diperuntukkan untuk 200.000 KK terdampak Covid-19. Masing-masing mendapatkan beras sebanyak 30 kilogram selama tiga bulan berturut-turut. Distribusi pertama dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang yang menjangkau hingga 11 desa. (cr2/mam/c)