BOGOR-RADAR BOGOR, Ditengah pandemi COVID-19 yang melanda berbagai belahan dunia, berbagai pihak tengah mencari cara sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.
Berbagai upaya dan inisiatif telah dilakukan, dan dikembangkan oleh para pakar didalam berbagai lintas disiplin keilmuan untuk memerangi dan mencegah penyebaran virus menular ini.
Keduanya dilakukan, baik yang berasal dari ilmu alam (hard sciences) dan ilmu sosial (soft sciences), baik yang bersifat sebagai tindakan preventif atau antisipatif dan tindakan penyembuhan (treatment).
Terhitung sejak 16 Maret lalu, telah lebih dari 24.000 tulisan ilmiah berhasil dipublikasikan (Hao K, 2020). Publikasi itu mencakup tentang SARS-CoV-2 (nama ilmiah untuk virus corona), Covid-19 (nama ilmiah untuk penyakit), dan kategori lainnya yang memberikan panduan/arah (langsung dan tidak langsung) terhadap penyelesaian virus corona.
Di Indonesia sendiri, berbagai upaya untuk menekan tingkat penyebaran dan memerangi virus tersebut juga masih terus dilakukan. Salah satu berita penting datang dari Bogor, tepatnya di Laboratorium Mikrobiologi Hutan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bogor.
Adalah Asep Hidayat, Ph.D (43) bersama timnya di Laboratorium Mikrobiologi Hutan, berhasil mengungkap bahwa bahan aktif minyak gaharu (Aquilaria spp.) mengandung komponen-komponen senyawa kimia penting yang dapat membunuh/membasmi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus.
Temuan penelitian dan inovasi yang berhasil dilakukan oleh Asep bersama timnya ini dinilai sangat penting sebagai tindakan preventif dan antisipatif ditengah ancaman krisis kesehatan akibat COVID19. Kini, manfaat dari komponen-komponen senyawa kimia “pembunuh” mikroorganisme itu (bakteri, jamur dan virus) tengah digalakkan kedalam bentuk “HaRus” yaitu suatu produk bernilai guna, seperti hand soap dan hand sanitizer (spray dan gel) yang akan dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Penasaran dengan hasil penelitian yang dilakukannya itu, kami berhasil menemui Pak Asep di sela-sela kesibukannya. Berikut, petikan hasil penelitian yang berhasil dirangkum pada saat wawancara dilakukan dengan Pak Asep.
Q : Apa benar komponen senyawa-senyawa kimia pada resin kayu gaharu – yang saat ini tengah Bapak galakkan kedalam bentuk produk hand sanitizer dan hand soap “HaRus”– dapat menangkal virus corona (COVID-19)?
A : Well, agar situasi dapat dipahami secara seimbang, ada tiga isu utama yang perlu diperhatikan dan diuraikan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan inti yang ditujukan. Isu pertama adalah mengenai sebaran umur Beberapa produk “HaRus” (hand soap dan hand sanitizer (spray dan gel)) yang mengandung sesquiterpenes Gaharu yang dikembangkan oleh Asep Hidayat, P.hD bersama timnya dari hasil penelitian.
Asep Hidayat, Ph.D (43) – dua dari kiri – bersama timnya, saat ditemui disela-sela kesibukannya. Korban kasus kematian akibat virus corona.
Kemudian, isu kedua adalah kondisi medis pasien yang sudah ada sebelumnya (pre-existing medical conditions atau comorbidities). Lalu, yang terakhir yaitu mengenai komponen senyawa-senyawa kimia sebagai penyusun utama didalam resin gaharu pada “HaRus” itu.
Isu pertama adalah soal korban meninggal akibat COVID-19. Data statistik dari salah satu lembaga terpercaya di Amerika Serikat yaitu Worldometers.
Info telah mengungkap bahwa, tingkat kematian tertinggi akibat COVID-19 yaitu sebesar 14,8% berada pada umur 80+ tahun, menyusul 8,0% pada umur 70-79 tahun, lalu sebesar 3,6% pada umur 60-69 tahun, dan 1,3% pada umur 50-59 tahun.
Sedangkan tingkat kematian terendah akibat COVID-19 yaitu berada pada umur 0-9 tahun sebesar 0%, menyusul 0,20% pada umur 10-39 tahun dan 0,40% pada umur 40-49 tahun.
Kemudian kedua, data statistik dari lembaga yang sama, juga menunjukkan bahwa tingkat kematian tertinggi akibat COVID-19 juga diakibatkan karena kondisi medis pasien yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan data statistik, pasien yang melaporkan dengan tidak ada kondisi medis (comorbidities) yang sudah ada sebelumnya yaitu memiliki tingkat kasus kematian terendah sebesar 0,9%.
Kategori jenis-jenis penyakit yang membuat pasien berisiko lebih tinggi meninggal akibat infeksi COVID-19 adalah berturut-turut, pertama penyakit cardiovascular (berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah) sebesar 10,5%, diabetes (7,3%), penyakit
pernafasan kronis (6,3%), hipertensi (6%), dan kanker (5,6%).
Dari dua fakta statistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa resiko tertinggi terinfeksi virus corona yaitu ada pada orang-orang dengan usia 50 tahun keatas dan telah memiliki riwayat kesehatan medis sebelumnya.
Lalu isu yang terakhir yaitu mengenai komponen senyawa-senyawa kimia sebagai penyusun utama didalam resin kayu gaharu itu. Agar lebih mudah dipahami, secara umum ada tiga komponen senyawa kimia utama sebagai bahan penyusun didalam minyak gaharu, yang saat ini ada didalam produk “HaRUs”.
Pertama adalah komponen aromatik, kedua adalah sesquiterpen (sesquiterpenes), dan yang terakhir adalah asam lemak dan alkana (fatty acid and alkanes).
Didalam tiga komponen utama itu, masing-masingnya terdiri lagi dari komponen-komponen kimia yang membentuknya. Ringkasnya, dari tiga komponen utama sebagai pembentuknya itu, sesquiterpene memiliki komponen senyawa-senyawa kimia yang dapat berperan sangat efektif melawan bakteri, jamur, dan virus, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Berbagai penelitian ilmiah bereputasi tinggi telah mengkonfirmasi kevalidan dari informasi ini. Dengan demikian, menjadi mudah dipahami bahwa melalui pemanfaatan komponen senyawa-senyawa kimia yang mengandung sesquiterpenes yang ada didalam minyak gaharu itu adalah berperan sangat penting sebagai tindakan preventif dan antisipatif untuk menekan laju penyebaran dan penularan yang diakibatkan oleh virus corona ini.
Q : Dapatkah Bapak menjelaskan dan mengelaborasinya lebih jauh – dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti masyarakat umum – bagaimana komponen sesquiterpenes pada minyak gaharu itu berperan menangkal virus corona atau COVID-19 ini?
A : Agar dapat lebih mudah dipahami, kira-kira intisarinya seperti ini. Berdasarkan dua uraian yang telah dijelaskan diawal, dapat disimpulkan bahwa penduduk yang berusia diatas 50 tahun keatas dan memiliki riwayat penyakit yang telah ada sebelumnya adalah menjadikannya paling beresiko meninggal ditengah krisis kesehatan akibar virus corona ini.
Nah, sesquiterpene ini bekerja melawan pertumbuhan dan perkembangan patogen (agen biologis penyebab penyakit) yang ada pada manusia akibat berbagai faktor, yang apabila dibiarkan akan berkembang menjadi suatu jenis penyakit tertentu, seperti cardiovascular (berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah), diabetes, penyakit pernafasan kronis, hipertensi, cancer, dan lain-lain.
Dengan kata lain, sesquiterpene berperan sebagai anti-bakteri, jamur dan virus yang dapat menghambat suatu penyakit dapat berkembang.
Agar lebih kongkrit, kita ambil dua contoh penyakit, yaitu penyakit pernapasan kronis dan kanker, sebagai penyebab utama dibalik kematian para korban akibat virus corona, seperti yang disebutkan pada data statistik diatas untuk menjelaskan sesquiterpene yang dikembangkan didalam “HaRus” ini.
Perlu diingat, bahwa, ada banyak senyawa sesquiterpenes didalam “HaRus”. Beberapa diantaranya yaitu termasuk kedalam kelompok guaiene, gurjunene, muurolene dan eudesmol.
Nah, senyawa-senyawa sesquiterpene seperti kelompok gurjunene, muurolene dan eudesmol ini dapat melawan virus H5N1, yang menyebabkan gangguan pernafasan akut.
Apabila infeksi virus H5N1 ini dibiarkan berkembang dengan baik pada manusia, maka infeksi virus ini dapat berubah menjadi penyakit flu burung (avian influenza).
Kemudian, kelompok guaiene. Senyawa ini dapat melawan bakteri Helicobacter pylori yang tumbuh di saluran pencernaan dan memiliki kecenderungan menyerang lapisan perut.
Bakteri ini dapat menginfeksi perut sekitar 60% dari total populasi orang dewasa didunia dunia (Hooi JKY, et al 2017). Lembaga kesehatan Amerika Serikat, Healthline.com, mengungkap bahwa bakteri Helicobacter pylori ini dapat menyebabkan infeksi pada tukak lambung (peptic ulcers).
Akan tetapi, infeksi atau pada tukak itu sendiri juga dapat menyebabkan menuju komplikasi yang lebih serius. Selain itu, penelitian dari Institut Kanker Nasional Amerika Serikat (National Cancer Institute) yaitu Cancer.gov, juga menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori itu memiliki risiko yang tinggi menderita kanker perut.
Lalu selanjutnya, kelompok guaiene, gurjunene, muurolene, dan eudesmol. Pada saat yang sama, senyawasenyawa dari kelompok ini juga dapat melawan jamur atau cendawan dari spesies Aspergillus, termasuk Aspergillus niger.
Efek infeksi dari spesies jamur ini akan sangat memengaruhi sistem pernapasan pada manusia, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti kulit, otak, dan ginjal.
Lembaga kesehatan Amerika Serikat, Healthline.com mengungkap bahwa, ada beberapa jenis infeksi yang ditimbulkan dari serangan jamur ini yaitu alergik bronkopulmonalis aspergillosis (allergic bronchopulmonary aspergillosis), aspergilloma (chronic pulmonary aspergillosis), dan aspergillosis invasif (invasive aspergillosis).
Penyakit ini dapat menginfeksi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, memiliki penyakit paru-paru, dan kanker darah.
Lebih jauh dari itu, kelompok senyawa guaiene yang terkandung didalam “HaRus” ini juga sangat berpotensi melawan virus H2N2, yaitu virus yang menyebabkan penyakit terkenal pada tahun 1957-1958 itu, yaitu Flu Asia (Asian Flu).
Flu Asia adalah pandemi yang berhasil merenggut nyawa sekitar 1,1 juta orang di seluruh dunia. Jadi ringkasnya, pertama, satu senyawa sesquiterpene itu dapat memainkan beberapa peran/fungsi pada waktu bersamaan, yaitu dapat bersifat anti-activity terhadap bakteri, anti-activity terhadap jamur atau cendawan dan anti-activity terhadap virus penyebab suatu penyakit.
Kedua, sesquiterpene dapat dipahami secara sederhana atau dibahasakan sebagai “peran penting antara” sebagai pemutus mata rantai penyakit ditengah wabah corona, yaitu dengan mencegah berkembangnya suatu jenis penyakit lain sebagai kondisi pemungkin bagi si virus untuk menemukan inang untuk melakukan reproduksinya.
Apakah penjelasan seperti ini cukup mudah untuk dimengerti?
Q : Saya rasa, kami dapat memahaminya sepenuhnya penjelasan Bapak dengan baik. Pertanyaan terakhir Pak. Menurut Bapak, apakah memungkinkan mencapai ketahanan kesehatan dan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan keanekaragaman hayati terutama gaharu sebagai sumber utamanya?
A : Ini pertanyaan yang bagus. Begini. Beberapa uraian saya diawal mengenai sesquiterpene didalam “Harus” rasanya cukup membuat kita mulai memahami sesuatu secara baik, bahwa senyawa-senyawa pada gaharu dapat berperan sangat penting bagi ketahanan kesehatan manusia.
Ingat, beberapa uraian yang telah saya kemukakan diawal itu adalah hanya beberapanya saja dari sekian banyak manfaat sesquiterpene lainnya didalam resin gaharu itu, yang tidak mungkin saya uraikan secara detil satu per satu karena keterbatasan waktu didalam
wawancara yang singkat ini.
Selain pada resin gaharu itu sendiri, masih banyak manfaat kesehatan lainnya yang dapat dikembangkan seperti dari daun gaharu, dan kayu segarnya.
Pada daun gaharu contohnya, terdapat kandungan senyawa-senyawa kimia seperti mangiferin, Iriflophene 2-O-alpha-L-rhampyraside, dan Genkwanin 5-O-beta-primeveroside.
Nah, kandungan senyawa kimia seperti mangiferin pada daun gaharu itu memiliki potensi sebagai antidiabetes, anti-HIV, anti-kanker, dan anti-peradangan. Lalu, kandungan senyawa Iriflophene 2-O-alpha-Lrhampyraside, juga sangat efektif untuk mengatasi masalah-masalah alergi.
Terakhir, juga seperti senyawa Genkwanin, yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan buang air besar (BAB). Demikian juga hal yang sama pada kayu segar dari kayu gaharu itu. Pada kayu segar gaharu, misalnya memiliki kandungan senyawa kimia seperti Balanophonin yang memiliki sifat sitotoksisitas (sifat merusak suatu zat pada sel) tehadap kanker lambung.
Lalu, didalam kayu segera gaharu itu juga memiliki senyawa Lariciresinol, yaitu yang memiliki sifat sitotoksisitas tehadap kanker lambung dan kanker hati.
Apakah kamu bisa membayangkan, betapa membahagiakannya kehidupan ini, menyaksikan produk-produk anti-kanker, anti-virus H2N2 (flu asia), anti-virus H5N1 (flu burung), dan lain-lainya yang digunakan di Eropa, Amerika Serikat dan masyarakat dunia lainnya itu ternyata dibuat oleh masyarakat dan kelompok tani kita dari kayu gaharu? Banyak hal-hal produktif yang dapat dikembangkan dimasa yang akan datang antara masyarakat atau kelompok tani bersama Lembaga Penelitian Kehutanan (Litbanghut) selama didukung oleh iklim
kebijakan nasional yang produktif dan bebas “polusi”.▪(*)