CIBINONG–RADAR BOGOR, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, akhirnya bisa menguji Covid-19 melalui swab karena telah dilengkapi alat PCR (Polymerase Chain Reaction).
Direktur Utama RSUD Cibinong, Wahyu Eko Widiharso mengakui, sengaja menyiapkan alat deteksi yang lebih akurat tersebut untuk mengantisipasi penularan wabah di lingkungan rumah sakit, khususnya tenaga kesehatan. Alatnya pun diimpor dari luar negeri.
Ia mengakui, kerja tenaga medis di rumah sakit cukup riskan jika tidak mengetahui riwayat pasiennya terjangkit Covid-19 atau tidak.
Apalagi, sudah banyak kejadian yang membuktikan penularan wabah berasal dari pasien. Dengan adanya PCR, status pasien yang masuk untuk keperluan operasi bisa langsung diperiksa.
“Kita sudah ada PCR sendiri. Kita harapkan bisa memberikan kenyamanan buat dokternya yang bertugas menangani pasien. Kalau misal pasien tidak terbukti positif Covid-19, maka dokter tidak perlu sampai melayani dengan pakaian lengkap hazmat. Operasi juga aman,” tuturnya.
Penyebaran wabah Covid-19 yang cukup masif memang membuat banyak masyarakat maupun tenaga medis ikut paranoid. Wahyu mencontohkan, proses operasi pasien juga tak jarang harus memakai hazmat.
Itu cukup merepotkan dalam menjalankan pekerjaan di dalam ruangan dengan berbagai peralatan medis yang sangat detail.
“Jangan sampai terjadi ketakutan, tetapi tidak jelas. Makanya (dengan adanya PCR) ini sudah lebih aman. PCR kita pakai untuk pasien yang mau dirawat. Jadi, kalau misal hasilnya negatif (dari PCR), maka pelayanan kepada pasien tidak perlu pakai hazmat. Cukup dengan masker,” imbuhnya.
Deteksi dini diharapkan bisa kembali mendongkrak pelayanan umum kepada masyarakat. Tak bisa dimungkiri, kata Wahyu, pelayanan umum selama ini mengalami penurunan.
Pihaknya perlu langkah strategis lagi untuk mendorong masyarakat agar tidak takut berobat. Keamanan sesuai protokol dan standar kesehatan menjadi nomor satu.
Juru Bica ra Gugus Tugas Covid-19, Syarifah Sopiah menambahkan, RSUD Cibinong memang sejak awal menjadi salah satu opsi skenario pemanfaatan tes swab.
Pasalnya, jumlah sample spesimen yang banyak tentu akan mengalami antrean di laboratorium terpusat seperti Jakarta maupun Bandung.
“Kita sedang mencoba meningkatkan kemampuan RSUD Ciawi dan Cibinong untuk bisa mulai menguji spesimen Covid-19, walaupun mungkin dalam jumlah yang tidak banyak. Keduanya termasuk dalam 174 RSUD rujukan se-Indonesia yang sudah diminta melakukan self assessment (pengujian spesimen Covid-19),” tandasnya. (mam/c)