BOGOR–RADAR BOGOR, Sejak masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan, masyarakat yang menggadaikan barangnya terus meningkat.
Apalagi menjelang Hari Raya Idulfitri sekarang ini, tak hanya perhiasan yang digadai, juga kendaraan roda dua maupun empat.
Seperti yang diungkapkan Kepala Pegadaian Cabang Juanda Bogor, Haikal. Saat ini, di gerainya, yang masih terlihat meningkat adalah warga yang menitipkan gadai. Ada kenaikan sebesar 15 persen.
Jika dirata-rata, sebelum wabah Covid-19 terjadi, Pegadaian Cabang Juanda bisa mengeluarkan uang sebesar Rp600 juta perharinya kepada yang mengajukan gadai.
“Sekarang bisa Rp800 juta bahkan 1 sampai 2 miliar per hari. Ada yang kita tanya, mereka tak bekerja dan berdampak, makanya digadaikan. Sebanyak 80 persen gadai emas, sisanya ada kendaraan lima sampai enam unit. Sekarang menambah 30 unit motor di gudang,” Haikal mengakui.
Mereka yang menggadai, sambung Haikal, berasal dari berbagai kalangan. Seperti UMKM, karyawan, termasuk masyarakat umum.
Mereka adalah yang merasakan dampak dari wabah covid. Bahkan ada di antara mereka yang mengalami dirumahkan hingga PHK perusahaannya.
“Kebanyakan masyarakat yang sudah tidak memiliki penghasilan, tapi mereka punya tabungan. Orang-orang yang terdampak yang memiliki aset, sehingga untuk menjaga kelangsungan hidup, dijual juga tidak bisa karena toko emas tidak dikecualikan, artinya tutup,” jelasnya.
Sejak awal Maret lalu, layanan memang sempat alami penumpukan. Bahkan setelah masa PSBB dilakukan, social distancing yang diajukan tidak sesuai dijalani. Sehingga ada penumpukan nasabah. Haikal menjelaskan, di Jabodetabek, ada 55 gerai yang masih dibuka saat ini. “Yang pada umumnya
tahun sebelumnya ada peningkatan di kondisi normal, sekarang ada peningkatan dalam kondisi yang tidak normal,” tukasnya. (dka/c)