BOGOR-RADAR BOGOR, Untuk memotivasi diri di tengah pandemi Covid-19, tampaknya dapat dilakukan dengan melihat berbagai kisah perjuangan hidup seseorang. Sebut saja Abdullah.
Siapa sangka kisah perjalanan hidup pria bertubuh penuh tato ini, dirasa cocok untuk banyak masyarakat yang pusing lantaran siklus perekonomiannya mulai melamban.
Akibat Covid-19, masyarakat harus bertahan dengan kenyataan yang sedang dihadapi. Tak sedikit pula yang menjadi pengangguran.
“Percaya dan selalu berharap bisa bermanfaat untuk banyak orang adalah satu cara pikir saya. Soal rejeki sudah ada yang mengatur. Tinggal bagaimana kita berusaha,” kata dia memulai perbincangan dengan Radar Bogor, saat ditemui di rumahnya di kawasan Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, beberapa waktu lalu.
Ayah dari dua anak ini mengatakan, satu peristiwa adalah awal mula dirinya dapat bertahan di saat sulitnya mendapat pekerjaan. Pun tenang dalam menghadapi situasi apapun, termasuk masa pandemi Covid-19 ini.
Bermodalkan ijazah SMA dia memutuskan untuk hijrah dari Jambi ke Kota Jakarta. Di sana, dia tinggal dengan kakak iparnya. Meski perceraian rumah tangga sudah terlewatkan, kata dia, hubungannya dengan sang ipar bak kakak kandung.
Puluhan bahkan ribuan surat lamaran sempat dikirim ke beberapa tempat pekerjaan. Dengan harapan bisa bekerja di tempat lebih layak. Meskipun tubuhnya sudah dipenuhi tinta tato, dia beralasan, tak menjadikannya menyerah untuk mendapat pekerjaan.
Sementara menanti panggilan pekerjaan, lanjut dia, juru parkir di pusat perbelanjaan menjadi salah satu cara melepas penat karena tak memiliki kesibukan.
“Saya senang melakukan hal itu. Bisa lebih bermanfaat buat orang juga kok. Ketemu banyak orang dan teman – teman kan jadi ‘obat’ pusing,” ujar dia.
Untuk sementara waktu begitu, dia mengaku, panggilan kerja menjadi pelayan di salah satu club malam pun datang. Tanpa berpikir panjang, tawaran itu pun diterima.
Masih di dalam studio tato Dullay Rose Tattoo, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, dia melanjutkan kisah awal mula dirinya menjadi seorang Kepala Apoteker.
Di dalam studio tato yang minimalis, Kota Bogor, dia melanjutkan, dengan keahliannya dalam seni menjarah kulit dia dapat berkembang dan tetap hidup berkecukupan. Disamping dirinya pun menjadi seorang barista di tempat kedai kopi sekitaran Lawanggintung, Kota Bogor.
“Kesulitan seperti apapun bisa dijalani selama kita berpikiran ikhlas dan membantu sesama juga bermanfaat untuk sesama,” singkat dia. (reg)