BOGOR – RADAR BOGOR, Menyikapi wacana New Normal khususnya untuk dunia Pendidikan, pengamat senior dari Lembaga Fastabiq, Gus Uwik menegaskan, Pemerintah Kota Bogor agar tidak tergesa-gesa memutuskan untuk menormalkan dunia Pendidikan dengan membuka kembali kelas belajar tatap muka langsung di sekolah-sekolah. “Risikonya sangat besar. Jangan jadikan generasi penerus kita sebagai kelinci percobaan new normal,” tegas Gus Uwik.
Lebih lanjut, salah satu tokoh muda Bogor ini mempertanyakan jaminan keamanan dan kesiapan untuk new normal Pendidikan. “Memang grafik Covid-19 Kota Bogor sudah melandai, namun adakah jaminan anak-anak kita yang pergi ke sekolah terbebas dari paparan virus corona? Apalagi jika melihat secara nasional grafiknya masih naik terjal,” tanyanya.
Menurut data yang ada, kata dia, ada beberapa di daerah yang ketika anak-anak mulai aktif belajar di sekolah justru menjadi cluster baru penularan.
“Adanya cluster baru di sekolah adalah sebuah fakta. Jangan diabaikan. Lihat pengalaman, karena negeri ini abai dan menggampangkan pandemic ini di awal-awal masuk, akhirnya seperti ini. Jangan jadikan anak-anak kita sebagai kelinci percobaan,” tegas dia dalam keterangan tertulisnya.
Ia menambahkan, banyak faktor hingga menjadi cluster baru Covid-19. Bisa jadi terjadi penularan dari rumah, ketika dalam perjalanan, lewat tenaga pendidik, lewat penjual di kantin, lewat tenaga pengantar ke sekolah atau lewat teman-teman baik sebangku maupun kakak atau adik kelas.
“Dengan rentang waktu pertemuan yang agak panjang, sekitar 5 – 6 jam dengan tingkat kepadatan sekolah yang ada di masing-masing sekolah maka potensi untuk terpaparnya sangatlah tinggi. Apalagi kita tahu Bersama, agak susah untuk mengendalikan sikap kinestetik anak-anak didik. Tidak dengan mudah untuk duduk, diam mendengarkan pelaran dan diam Ketika istirahat. Apalagi adanya keinginan tahuan sangat tinggi. Melihat masker temannya bagus, ada kemungkinan coba-coba untuk bertuker masker. Itu semua potensi yang harus dipahami. Pertanyaannya adalah adakah ada jaminan untuk terbebas dari itu semua?,” paparnya.
Oleh karenanya, sambung dia, pemerintah Kota Bogor diminta untuk mempertimbangkan dengan cermat terkait new normal khusus untuk dunia Pendidikan.
Jika dari semua faktor yang ada belum bisa dijamin keamanannya, maka lebih baik kegiatan belajar mengajar di tunda terlebih dahulu hingga kondisi memungkinkan. Dan itu sesuai dengan fakta dan kesiapan dilapangan. Bukan mengikuti trend dunia bisnis yang dipaksakan.
“Ingat, mereka ada anak-anak generasi penerus kita. Harus kita perhatikan yang terbaik buat mereka. Semua harus yang terbaik, teraman dan terjamin buat mereka. Bukankah itu yang kita berikan, sebagai orang tua buat anak-anak kita?,” pungkasnya. (*/cr2)