Kasus Positif di Bogor Terus Melonjak, 32 Orang dari Klaster Pasar Cileungsi

0
36
Ilustrasi-Corona
Ilustrasi-Corona
Ilustrasi-Corona
Ilustrasi-Corona

BOGOR – RADAR BOGOR, Rencana penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal di Bogor tidak berjalan mulus.

Hingga kemarin, kasus penularan Covid-19 belum menujukan tanda-tanda mereda. Tercatat enam kasus baru terjadi di Kota Bogor dan 12 kasus baru di Kabupaten Bogor.

Penambahan kasus di Bumi Tegar beriman didominasi Klaster Pasar Cileungsi yang menyumbangkan dua tambahan kasus baru. Sehingga, total kasus positif Covid-19 dari klaster ini sebanyak 32 kasus.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19, Syarifah Sopiah mengakui, lonjakan kasus di klaster Pasar Ciluengsi  cukup memprihatinkan.

Ia merinci, sebanyak 14 pedagang di pasar tersebut telah tertulat Covid-19. Sisanya merupakan warga biasa yang merupakan keluarga pedagang maupun pembeli yang beraktivitas di pasar.  “Dari kasus ini juga tercatat dua orang meninggal dan  empat orang sembuh,” terang Syarifah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pun segera melakukan rapid test dan tes swab  ke sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Bogor. Tak terkecuali, Pasar Cileungsi, yang pedagang-pedagangnya sempat menolak swab test.

“Jadwalnya sudah ada. Tetapi belum bisa dipublish karena masih akan dimatangkan lagi (termasuk Pasar Cileungsi). Para pedagang sudah setuju untuk di tes sesuai dengan jadwal yang disepakati,” bebernya kepada Radar Bogor.

Selain klaster pasar, Kecamatan Cileungsi juga menjadi wilayah paling rawan penyebaran Covid-19. Cileungsi menempati urutan pertama zona merah yang merangkum kasus terbanyak di Kabupaten Bogor. Hingga kini, sebanyak 66 warganya yang dinyatakan positif Covid-19.

Adapun sebaran zona merah di Kabupaten Bogor telah menjangkau hingga 24 kecamatan. Tersisa dua kecamatan yang masih “aman”, yakni Tenjo dan Tanjung Sari.

Kendati demikian, Syarifah optimis kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor bisa terus ditekan. Salah satu upayanya melalui pemberlakuan PSBB Proporsional. Penerapan protokol kesehatan di semua tempat yang telah diperbolehkan buka adalah hal wajib.

“Itu semua diawasi benar-benar oleh perangkat daerah. Maksudnya apa? Supaya menekan angka penularan Covid-19. Pokoknya di dalam operasional sepanjang dia mengikuti benar protokol kesehatan dan sudah melangsungkan dengan benar, itu nanti dilakukan monitoring evaluasi dan pembinaan terus menerus oleh perangkat daerahnya,” tegasnya.

Tak hanya Kabupaten Bogor, lonjakan kasus juga terjadi di Kota Bogor. Berdasarkan data Covid-19 Kota Bogor Minggu (14/6/2020), ada enam penambahan kasus baru positif.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menjelaskan, penambahan kasus baru masih didominasi dari mereka yang berinteraksi rutin dengan rumah sakit (RS). Baik pasien, tenaga kesehatan, petugas medis, petugas laboratorium bahkan dokter. “Terjaring dari berbagai status seperti PDP dan ODP bahkan OTG,” ujar Dedie kepada Radar Bogor.

Dari hasil wawancara dengan pasien yang terkonfirmasi positif kata dia, tenaga kesehatan yang bertugas memeriksa spesimen Covid-19 juga terpapar virus corona. Mereka diduga  tertular di laboratorium dan ruang radiologi.

Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provibsi Jawa Barat serta GTTP Covid-19 Jabar untuk melaksanakan assessment kepada RS Rujukan Covid-19 yang ditunjuk Pemprov yang menjadi rujukan penanganan Covid-19.

“Assesment itu meliputi SOP, kesiapan sarana prasarana dan mitigasi resiko penularan. Karena tiga dari lima rumah sakit yang ditujuk oleh jabar diduga menjadi sumber persebaran Covid-19 di Kota Bogor,” kata dia. (mam/ded/c)