BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi meluncurkan aplikasi Jejak untuk mendata warga yang berkunjung ke mal maupun supermarket di tengah pandemi Covid-19.
Terobosan itu, sebagai tindaklanjut adanya klaster toko bangunan di Mitra 10 yang menyasar karyawan, supplier dan keluarga karyawan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya berkesempatan mengunjungi mall yang ada di bilangan Jalan Pajajaran sebelum aplikasi Jejak benar-benar ditetapkan.
“Aplikasi ini, kalau semakin banyak yang mengunduh kita bisa mendeteksi kemungkinan potensi penularan, tapi memang harus banyak yang mengunduh ini tapi kita coba dululah di sini (Mal Botani),” ucapnya.
Bima melihat saat ini jumlah pengunjung yang datang ke Botani belum normal seperti biasanya. Ia menilai warga Kota Bogor masih berhati-hati ke tempat publik seperti mal.
“Saya kira bagus ya tapi kita lihat akhir Minggu, tapi kecenderungan semua mal sama di sini pun baru 30 persen. Normalnya 25 ribu pengunjung, tapi baru enam ribu. Jadi seperempatnya,” ucapnya.
Meski demikian, Politisi PAN memberikan beberapa catatan kepada pengelola mal untuk mewaspadai lonjakan pengunjung pada akhir pekan. “Mungkin perlu petugas tambahan untuk mengatur flownya arus pengunjung,” ucapnya.
Saat ditanya terkait keamanan data pengguna Aplikasi Jejak, Bima menyebut tanggung jawab developernya sebagai pembuat aplikasi.
“Makanya kita lihat uji cobanya aja dulu, karena kan bukan Pemkot tapi kita menggandeng dan bermitra dengan Cartenz, jadi ini kolaborasi kita. Kita lihat saja ya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Persandian (Diskominfostandi) Kota Bogor, Rahmat Hidayat menjelaskan, dalam pelacakan klaster Mitra 10, Pemkot Bogor cukup kesulitan melacak pengunjung yang datang usai adanya kasus positif selama 14 hari ke belakang. Sebab, tak ada data pengunjung pasti yang dapat dihimpun supermarket bangunan itu.
“Waktu itu sifatnya hanya imbuhan karana tidak ada data-datanya. Tetapi dengan aplikasi barcode ini, akan mudah melacak orang-orang,” kata Rahmat, Rabu (24/6/2020).
Jika ada kasus positif di mal atau supermarket, Rahmat mengatakan, aplikasi Jejak dapat mengetahui orang yang berinteraksi dengan pasien positif. Demikian, meraka yang kontak erat segera diwajibkan isolasi.
Rahmat menguraikan, aplikasi berbasis barcode telah diterapkan i dSingapura hingga New Zeland. Mereka mengumpulkan, data pengunjung sebagai antisipasi bila ada yang terinfeksi Covid-19 di tempat keramaian.
Ia menjelaskan, pihaknya mencoba mengadopsi pencegahan di negara tersebut. Dia menyebut, Pemkot Bogor akan menerapkan aplikasi untuk pengunjung yang datang ke mal.
Saat ini aplikasi Jejak tersedia d iperangkatr Android yang dapat di download di Play Store. Setelah mendownload, warga dapat melakukan register dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) foto diri, nomor handphone.
“Setiap masuk mal harus melakukan scan barcode yang sudah disediakan di mal, dan kemudian melakukan scan lagi ketika pulang. Artinya data orang tersebut tersimpan diserver mall yang terkoneksi dengan server Pemkot Bogor,” jelasnya.
Saat ini, dia mengatakan, akan mengujicobakan aplikasi itu bersama Mall Botani. Jika sukses, Rahmat mengatakan, semua mal di Kota Bogor yang telah teraktivasi dengan server Pemkot Bogor akan menggunakan aplikasi Jejak.
Jika masyarakat tak memiliki smartphone, Rahmat mengatakan, pihak mal akan menyiagakan petugas untuk mencatat data warga tersebut.
“Jadi ada tiga aplikasi untuk melacak itu diantaranya, aplikasi untuk pengunjung, aplikasi untuk mal dan aplikasi untuk Pemkot Bogor,” jelasnya.
Di tempat yang sama, General Manager (GM) Botani Square Mall Bogor Fery Gunardi menjelaskan, pihaknya siap menggunakan aplikasi Jejak. Namun, dia mengatakan, masih menunggu kepastian dari developer aplikasi tersebut.
“Kan ada rencana jejak supaya bisa tacing segala macem. Tapi kita masih menunggu dari Jejak-nya untuk penerapannya,” kata Fery.
Dia mengatakan, Botani telah menjalankan protokol kesahatan yang telah dipersyaratkan Pemkot Bogor. Selain itu dia menjelaskan, telah memiliki pusat informasi untuk memantau jumlah pengunjung di Botani. Sistem itu, lanjut dia, telah terkoneksi dengan server mal dan server Pemkot Bogor.
“Kita ada pusat informasinya, ada dari CCTV, sudah pakk sistem, nih pengunjung hari ini ada berapa, masuknya dari pintu mana saja trus didalam ada berapa,” jelas dia.
Fery mengatakan, ujicoba selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional Botani memiliki kuota 4.500 pengunjung. Jika sudah mencapai 4.200 maka akan ada peringatan dari pusat informasi itu. (ded/c)
Tentang Aplikasi Jejak
- Bisa mendeteksi dan mendata pengunjung mal atau supermarket di tengah pandemi
- Tercetus terobosan ini karena adanya klaster penularan di Mitra 10
- Semakin banyak yang mengunduh, bisa mendeteksi kemungkinan potensi penularan
- Terinspirasi dari Singapura dan New Zealand yang sudah menggunakan aplikasi ini
- Kerjasama dengan pihak ketiga untuk penerapan aplikasi ini
- Aplikasi barcode ini tersedia di play store pada perangkat pintar android
- Setelah mendownload, warga dapat register dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) foto diri, dan nomor handphone.