BOGOR-RADAR BOGOR, Pandemi Covid-19 benar-benar menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia, bukan hanya faktor kesehatan, ekonomi pun terpukul hebat.
Pasalnya, usaha masyarakat terguncang dan semua lini Pemerintah terlihat panik saat masyarakat di minta lebih banyak dirumah tapi pemenuhan kebutuhan pangan menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.
Hal ini juga terjadi di Kabupaten Bogor. Sejak awal pandemi bisa disesaki berita-berita terkait carut marutnya bantuan sosial masyarakat berupa beras.
Dana bansos ini berasal dari APBD Kabupaten Bogor yang ternyata kualitasnya tidak sesuai harapan dan banyak protes dari warga penerima bantuan.
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto menyatakan lebih tertarik membahas konsep kedepan agar hal seperti ini tidak terjadi di kemudian hari nanti.
“Kita harus kembali ke filosofi pemimpin-pemimpin bangsa terdahulu, bahwa kuatnya bangsa diukur dari bagaimana kita bisa menciptakan kedaulatan pangan dalam negeri,” ujarya ketika ditemui setelah agenda reses DPRD di Kecamatan Sukaraja, Kamis (25/6/2020).
“Efek pandemi ini kita rasakan betul ketika produksi dalam negeri tidak cukup memenuhi kebutuhan dalam negeri, sedangkan negara lain pun menutup diri dan sulitnya mengimport bahan pokok,” terang politisi Gerindra ini.
Rudy pun berkeinginan kuat agar pola pengembangan ekonomi kerakyatan dan Kemandirian pangan kembali dibangkitkan terutama di Kabupaten Bogor.
“Kabupaten Bogor ini potensinya luar biasa, untuk sentra produksi beras sebagai bahan pokok kita punya beberapa daerah yang memiliki lahan produktif cukup besar, tinggal di dorong dan di dukung penuh,” ujarnya.
Dia menambahkan, jangan lupa Kabupaten Bogor punya peternakan sapi besar di Tapos yang dulu diinisiasi oleh Presiden Soeharto untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu sapi nasional.
“Potensi-potensi ini harus terus diperhatikan, bahkan harus ditambah agar kedepan pemenuhan kebutuhan pangan Kabupaten Bogor lebih terkonsep dan bisa memenuhi kebutuhan lokal. Miris hari ini kita lebih banyak import dibandingkan berusaha untuk memproduksi,” paparnya.
Mindset ini, paparnya, harus dikembalikan karena jika ini terlambat dipikirkan, beberapa tahun ke depan kita akan lebih sulit lagi mendapatkan bahan pangan. Ketika kemandirian pangan ini dibangkitkan, Rudy yakin ini akan menumbuhkan potensi-potensi tumbuhnya Ekonomi kerakyatan.
“Petani kita sejahtera, peternak kita juga terbantu, ini PR besar memang karena mindset masyarakat sekarang mulai digeser pelan-pelan bahwa kegiatan bertani dan beternak itu tidak prospek, padahal selama manusia di bumi ini masih hidup, maka kebutuhan akan bahan pangan akan tetap berjalan bahkan meningkat tiap tahunnya,” jelasnya.
Kalau ini tidak segera disikapi dan diambil langkah taktis segera oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, masyarakat akan terus kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, terlebih jika terjadi kejadian Luar Biasa seperti Pandemi Covid-19.
“Saya sebagai Ketua DPRD bercita-cita menginisiasi program ini sehingga ke depan kita bisa menciptakan pondasi menuju langkah swasembada pangan Kabupaten Bogor dan berdiri di atas kaki sendiri yang tidak bergantung import bahan pangan dari luar negeri,” pungkasnya.(*)