CARINGIN-RADAR BOGOR, Warga Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, keluhkan pemotongan bantuan langsung tunai (BLT) tahap II yang bersumber dari Dana Desa (DD) untuk warga terdampak virus corona.
Sebab, BLT yang seharusnya diterima Kelompok Penerima Manfaat (KPM) sebesar Rp600 ribu, hanya diterima setengahnya atau sebesar Rp300 ribu. “Kami hanya menerima sebesar 300 ribu,” aku Jae, salah seorang warga RT 01/03, Desa Cimande Hilir kepada wartawan, Kamis (2/7).
Pihaknya pernah menanyakan langsung kepada pegawai desa terkait pemotongan BLT DD yang diberikan pemerintah selama tiga bulan. “Katanya dibagikan kepada warga yang lain. Masa uang yang seharusnya saya terima Rp600 ribu malah dibagi dua,” keluhnya.
Selain itu, kebijakan pemotongan BLT DD yang dilakukan pihak desa pun dirasa hanya sepihak. Hal itu lantaran warga KPM tidak pernah merasa diajak musyawarah. “Dipotong tanpa ada musyawarah dan tidak dibuatkan berita acara apapun kepada saya,” jelas warga Desa Cimande Hilir lainnya berinisial W yang juga sebagai penerima BLT DD.
Untuk itu, W meminta agar pihak pemerintah, baik kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat, menyikapi permasalahan pemotongan bantuan yang ada di Desa Cimande Hilir.
“Bagaimana pun ini kebijakan sepihak dan merugikan warga. Apalagi semenjak ada covid-19 tempat usaha saya menjadi sepi,” akunya yang bekerja sebagai pedagang.
Sementara, Pjs Kepala Desa (Kades) Cimande Hilir, Yanto Koeswanto membenarkan adanya hal tersebut. Namun, pihaknya membantah jika pemotongan itu atas perintah pemerintah desa.
“Memang pada saat pembagian BLT DD dilaksanakan di kantor desa. Tapi kami tidak tahu, itu kebijakan RT dan penerima bantuan,” kilahnya saat dikonfirmasi.
Yanto menyatakan, permasalahan itu sudah diselesaikan secara musyawarah yang dihadiri BPD, Babinsa, Babinmas, RT dan RW serta warga. “Begitu ramai ada masalah tersebut, kami langsung adakan musyawarah,” tandasnya.(cr2/c)
