Kajian Guru Besar IPB: Saatnya Bogor Jadi Kota Ilmu, Rujukan Dunia!

0
36
Focus Group Discussion (FGD) DGB IPB University bersama para pimpinan dan perwakilan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta media di Kota Bogor via Zoom, Senin (19/10).IST
Focus Group Discussion (FGD) DGB IPB University bersama para pimpinan dan perwakilan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta media di Kota Bogor via Zoom, Senin (19/10).IST

BOGOR-RADAR BOGOR, Kota Bogor digadang-gadang menjadi Kota Ilmu (Science City) rujukan dunia. Berbagai fasilitas dan lembaga ilmu pengetahuan di Kota Hujan, dinilai layak menjadi pusat penelitian.

Kajiannya pun telah digarap komprehensif oleh para pakar dan peneliti dari Dewan Guru Besar (DGB) IPB University.
Ketua Panitia Ad Hoc (PAH) DGB IPB University, Prof M. Aman Wirakartakusumah menjelaskan, untuk merealisasikan gagasan tersebut, ada tiga hal utama yang perlu disinergikan.

Yakni adanya kegiatan dan fasilitas yang menyangkut litbang dan kampus, ilmuwan yang terdiri dari doktor dan profesor, hingga output lembaga-lembaga keilmuan (lulusan, pengetahuan, dan publikasi. Ketiga hal itu diaktualisasikan dalam konsep smart city, green city, heritage city, dan creative city.

Konsep Bogor Kota Ilmu didefinisikan sebagai integrasi habitat ilmu dan ekosistem kota melalui kolaborasi antarpemangku kepentingan. Tujuannya untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakatnya.

“Manfaatnya yakni berkembangnya ilmu-ilmu alam dan pertanian tropik, ilmu ilmu sosial ekonomi dan budaya; dan kesiapan generasi penerus yang cerdas berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan,” terangnya dalam Focus Group Discussion (FGD) via Zoom, Senin (19/10).

Pengetahuan dan kreativitas juga berkembang dalam wujud yang berbeda-beda. Bahkan, kunjungan wisatawan ke Bogor Science City dapat menimbulkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, keragaman hayati Indonesia, budaya, kesenian dan kuliner daerah Bogor. Serta membuat masyarakat Bogor lebih terbuka dan toleran.

Menurutnya, Kota Bogor sudah memenuhi kriteria sebagai Kota Ilmu. Bahkan, pengembangannya bisa menjadi rujukan dunia melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan kunci berbasis co-management.