Nol KM Ciliwung Akan Dijadikan Wisata Komersil, Camat : Bisa Merusak Ekosistem

0
42
ILUSTRASI: Pembersihan hulu Sungai Ciliwung di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, yang jadi salah satu fokus utama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Pembersihan hulu Sungai Ciliwung di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.

CISARUA-RADAR BOGOR, Telaga Saat 0 KM Ciliwung Cisarua, Kabupaten Bogor, kini menjadi primadona wisatasan. Setiap hari Kawasan itu dipadati wisatawan.

Pemerintah Kecamatan Cisarua mencatat, dalam sehari sedikitnya didatangi ratusan wisatawan.

Kondisi ini membuat kawasan Telaga Saat terancam menjadi lokasi wisata komersil.

Terbaru, tersiar kabar akan ada pengelolaan besar-besaran di titik 0 Kilometer Ciliwung itu. Mengubah kawasan konservasi tersebut menjadi tempat wisata baru di Kawasan Puncak Kabupaten Bogor.

Dijadikanya Telaga Saat sebagai lokasi wisata komersil inipun dipastikan bakal menimbulkan masalah lingkungan baru.

Saat ini saja sebelum dijadikan lokasi wisata sudah nampak kumuh dipenuhi pedagang kaki lima di dalam kawasan Telaga Saat.

Tidak hanya itu, parkir sembarangan wisatawan yang hendak menuju lokasi  yang berada di dalam perkebunan teh, juga merusak perkebunan teh.

Camat Cisarua, Deni Humaedi menuturkan, ini menjadi permasalahan yang serius. Mengingat Telaga Saat ini merupakan salah satu kawasan konservasi.

“Beragam ekosistem ada di sana. Termasuk Elang Jawa. Jika jadi lokasi wisata komersil bisa terganggu habitatnya,” katanya kepada radarbogor.id Selasa (3/11/2020).

Iapun menuturkan, saat ini Telaga Saat sudah dipadati warung-warung. Dan ini menjadi permasalahan jika tidak segera ditata.

“Ini bisa jadi permasalahan. Kedepannya, 50 meter dari Telaga Saat harus steril dari pedagang,” tuturnya.

Deni pun tidak setuju jika kawasan Telaga Saat dijadikan lokasi wisata komersil.

“Jangan dijadikan wisata bisnis. Justru harus dibatasi pengunjung yang ingin ke talaga saat. Bisa nanti diterapkan antrian. Atau pesan jauh hari. Jadi jangan mentang mentang laku, dibiarkan dan malah merusak ekosistem,” ujarnya.

Sementara itu, Dani IBrahim, salah satu Pecinta Alam asal Bekasi mengaku terkejut dengan kondisi Telasa Saat sekarang ini.

“Jangan sampai nasibnya seperti pulau Komodo. Harusnya lebih dijaga. Apalagi ini nol kilometer Ciliwung. Ini rusak, Jakarta tenggelam,” tukasnya. (all)