RADAR BOGOR – Adanya warga yang kesulitan mendapatkan rumah sakit untuk melahirkan, menjadi perhatian serius para wakil rakyat.
Terlebih, ibu tersebut berdasar hasil rapid test yakni reaktif Covid-19. Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan resiko yang dampaknya tak bisa dianggap sederhana.
“Bisa jadi kita hanya fokus pada persoalan keselamatan dan pemulihan ekonomi warga. Saya saja tak terpikirkan bahwa ada problem lain yang saat ini muncul yaitu mau melahirkan tapi diduga suspect covid,” kata dia.
Bagaimana penanganannya? Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jabar menegaskan, pemerintah harus bersiaga dan mempersiapkan segala sesuatunya agar penanganan masalahnya bisa diselesaikan dengan segera dan tuntas.
“Warga dan pihak swasta, dalam hal ini misalnya RS milik swasta, sifatnya hanya bagian dari supporting system yang skenarionya harus disiapkan oleh pemerintah. Dalam kasus ini untuk menyelamatkan jiwa anak yang ibunya saat akan melahirkan diduga suspect covid,” paparnya.
Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Ruhiyat Sujana menambahkan, penanganan Covid-19 harus menjadi prioritas jangan dipersulit.
“Seharusnya pihak rumah sakit pro aktif berkomunikasi dengan gugus tugas atau dinas kesehatan agar segera tertangani. Nomor kontak Gugus tugas dan Dinkes harusnya terpapang di setiap rumah sakit,” ungkapnya.
Sebelumnya, seorang ibu yang akan melahirkan di salah satu rumah sakit swasta di Kecamatan Citeureup kesulitan mendapatkan tempat rujukan.
Pasalnya, pihak rumah sakit tersebut tak memiliki ruang isolasi bersalin. “Istri saya sudah pembukaan tiga, menungggu rumah sakit rujukan hanya infonya masih pada penuh,” ujar suami pasien kepada Radar Bogor, Rabu (2/12)
Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut. Menurutnya, pihak rumah sakit tetap dapat melakukan penanganan terhadap istrinya. Namun, bila proses persalinan dengan cara operasi caesar, tak dapat bertindak.
Sementara itu, bagian pelayanan RS tersebut yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pasien dinyatakan reaktif Covid-19 dari hasil rapid test. “Pasien diobservasi, kami tangani dengan prosedur Covid,” ujarnya. (*/cok)