BABAKAN MADANG-RADAR BOGOR, Sempat dibuka, Wisata Alam Curug Leuwi Hejo di Desa Karang Tengah, Kecamatan BabakanMadang, Kabupaten Bogor, kini ditutup kembali oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Minggu (13/12/2020).
Hal itu imbas kesalahpahaman yang terjadi antara Mitra PT Sentul City Tbk yang mengelola lahan parkir dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang dipercaya Perhutani mengelola objek wisata tersebut.
“Adanya kenaikan harga tiket yang diputus secara sepihak oleh mitra Sentul City, kami menutup sementara wisata Leuwi Hejo,” ungkap Asisten Perhutani BKPH Bogor, Ade Soma kepada wartawan, Senin (14/12/2020)
Sebelumnya, harga tiket masuk menuju kawasan Curug Leuwi Hejo sebesar Rp15 ribu yang dibebankan kepada wisatawan. Tiba-tiba tanpa koordinasi, mitra SC menaikan harga tiket masuk sebesar dua kali lipat.
Untuk itu, Ade bersama pihaknya akan melayangkan surat pernyataan penutupan sementara ini dan juga menanyakan apa dasar dinaikannya harga tiket masuk tersebut kepada mitra SC. “Dan kita pun mempertanyakan apakah ada asuransi di dalam tiket masuk tersebut, pengunjung tercover oleh asuransi tidak,” tegasnya.
Terpisah, Mitra Sentul City, Agung Sugiharti menjelaskan, dinaikannya harga tiket masuk sebenarnya ditujukan untuk wisatawan yang akan pergi ke Leuwi Hejo Riverside. “Itu kan tiket masuk untuk tempat wisata yang kita kelola, adventure park di Leuwi Hejo,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Sedangkan untuk tiket masuk ke area curug, sambungnya, itu dikelola LMDH. Jadi wisatawan harus dua kali dibebankan tiket masuk jika ingin masuk ke area curug.
Sementara itu, Camat Babakanmadang, Cecep Iman mengatakan, ada ketidaksinkronan antara mitra SC dengan Perhutani sehingga berdampak ditutup kesekian kalinya Curug Leuwi Hejo. “Mereka semua punya kekuatan hukum, Perhutani punya SK Menteri LHK, Sentul punya HGB,” terangnya.
Pihaknya sempat beberapakali memfasilitasi masalah tersebut dengan pihak-pihak terkait. Namun, hingga kini belum juga menemui solusi yang dapat diterima kedua belah pihak.
Untuk itu, camat menyarankan agar Curug Leuwi Hejo dikelola oleh BUMDes Karang Tengah. “Jadi masing-masing punya hak dari hasil pendapatan, dan itu yang terbaik menurut saya,” pungkasnya.(cok)