Simak Alasan Pentingnya Asuransi untuk Keluarga

0
59
Prudential Life Assurance meluncurkan produk PruCinta, Jakarta, Selasa (3/3). (Romys/JawaPos.com)
Prudential Life Assurance meluncurkan produk PruCinta, Jakarta, Selasa (3/3). (Romys/JawaPos.com)
Prudential Life Assurance meluncurkan produk PruCinta, Jakarta, Selasa (3/3). (Romys/JawaPos.com)
Prudential Life Assurance meluncurkan produk PruCinta, Jakarta, Selasa (3/3). (Romys/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Perusahaan asuransi Prudential Life Assurance mencermati, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan jiwa masih rendah. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) misalnya, menunjukkan bahwa pada 2019 tingkat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 1,2 persen dibandingkan total Produk Domestik Bruto (PDB).

Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo menyebut, angka itu masih tertinggal dari negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan (8,4 persen), Jepang (6,2 persen), dan Tiongkok (2,8 persen). Sementara, indeks literasi asuransi syariah hanya 2,51 persen dan inklusi asuransi syariah hanya 1,92 persen.

Selain itu, AAJI mencatat pada kuartal III-2019, ada 17,8 juta peserta asuransi jiwa individu. Namun, hanya 1,3 juta orang yang memiliki polis syariah.

“Padahal, asuransi jiwa merupakan instrumen investasi penting untuk mengantisipasi risiko meninggalnya sumber pendapatan utama keluarga yang dapat terjadi kapan saja serta dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga,” ujarnya di FX Sudirman, Selasa (3/3).

Nini menuturkan, di tengah berbagai ketidakpastian dan masih rendahnya indeks literasi dan inklusi asuransi syariah, pihaknya mengembangkan produk yang sederhana, mudah dipahami, terjangkau, dan sangat relevan untuk kebutuhan masyarakat, yaitu produk PRUCinta.

Head of Product Development Prudential Indonesia Himawan Purnama mengatakan, berbagai pakar keuangan menyarankan bahwa tiap keluarga perlu menyiapkan dana darurat untuk kondisi mendesak dan tak terduga, seperti meninggalnya sumber penghasilan utama. Dana ini harus dengan mudah dicairkan dan mencakup minimal total pendapatan rumah tangga selama satu tahun.

Sebab, mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mayoritas masyarakat Indonesia yang memiliki tujuan keuangan fokus semata-mata untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Hanya 1,5 persen yang mempersiapkan dana darurat.

“Tentunya hal ini sangat berisiko untuk keberlangsungan keluarga karena jika terjadi sesuatu yang mendesak, seperti musibah kehilangan sumber pendapatan utama, maka jangka waktu ketahanan keuangan mereka relatif lemah,” ungkapnya.

Menurutnya, penyebab utama kematian di berbagai belahan dunia didominasi oleh penyakit tidak menular sebesar 60,26 persen, disusul oleh penyakit menular sebesar 29,02 persen. Namun di balik itu, risiko kematian akibat kecelakaan – baik itu kecelakaan lalu lintas, bencana alam, kebakaran dan lainnya juga masih mengintai, yaitu sebesar 10,19 persen.

“Artinya, risiko kematian dapat terjadi pada siapa pun, dan kapan pun. Oleh karena itu, asuransi diperlukan untuk melindungi ketahanan keuangan keluarga,” imbuhnya.

Himawan menambahkan, produk yang di kembangkan tersebut untuk memperluas portofolio perlindungan berbasis syariah. Produk PRUCinta memberikan manfaat santunan meninggal dunia dari Dana Tabarru yang lebih optimal selama 20 tahun dengan pembayaran kontribusi selama 10 tahun.

PRUCinta juga menawarkan manfaat jatuh tempo berupa nilai tunai dari Dana Nilai Tunai yang dimaksimalkan setara 100 persen kontribusi yang telah dibayarkan jika tidak ada klaim selama masa kepesertaan. “Selain itu, ini memberikan manfaat 3 kali santunan asuransi meninggal akibat kecelakaan serta 4 kali santunan asuransi meninggal, dari Dana Tabarru dan sesuai ketentuan Polis, jika insiden tersebut terjadi dalam periode enam minggu sejak tanggal 1 Ramadan yang ditetapkan oleh pemerintah,” pungkasnya. (jwp)