Kenaikan Harga Gula Bisa Dimanfaatkan untuk Kesehatan Masyarakat

0
64
Ilustrasi gula (Istimewa)
Ilustrasi gula (Istimewa)
Ilustrasi gula (Istimewa)
Ilustrasi gula (Istimewa)

JAKARTA-RADAR BOGOR,  Harga gula saat ini tengah melambung tinggi dari harga acuan yang sebesar Rp 12.500 menjadi Rp 18.000. Kenaikan ini sudah terjadi sejak adanya isu wabah virus Korona.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Pertanian Agus Pakpahan mengatakan bahwa kenaikan harga gula merupakan hal yang wajar. Kenaikan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya gula di pasaran.

Namun, fenomena ini harusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menurunkan konsumsi gula di masyarakat. Sebab, konsumsi gula yang tinggi oleh masyarakat Indonesia membuat akan adanya potensi penyakit gula yang tinggi pula.

“Jadi kebijakan demi kesehatan publik dimenangkan daripada kepentingan korporasi. Kebijakan yang dilakukan di antaranya adalah mengenakan pajak atas makanan/minuman yang mengandung gula,” kata dia kepada JawaPos.com, Senin (9/3).

Secara global, masing-masing negara menjalankan kebijakan yang berbeda-beda. Namun demikian, semakin maju suatu negara, semakin besar pembatasnya untuk gula, yaitu berusaha menurunkan tingkat konsumsi gula.

“Bahkan kebijakan ini telah juga diterapkan di Thailand sebagai negara eksportir gula terbesar kedua dunia. Jadi, atas dasar pemikiran di atas, kenaikan harga gula dapat dipandang sebagai fenomena yang berharga untuk menurunkan konsumsi gula yang mana hal ini sudah perlu diwaspadai sudah terjadi di Indonesia,” tutur dia.

Agus menambahkan, kenaikan harga gula ini juga dapat dimanfaatkan untuk menarik minat para petani tebu memperluas tanaman tebunya. “Ini demi meningkatkan produksi gula yang sementara ini menurun tajam. Selain itu, harga gula yang baik akan merangsang tumbuh-kembangnya diversifikasi industri gula berbasis keanekaragaman hayati sumber gula di Indonesia,” tutup Agus. (pjs)