Angkasa Pura II Perkirakan Pendapatan Tahun Ini Hanya Rp8,96 Triliun

0
49
Ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, PT Angkasa Pura II (Persero)/AP II memperkirakan pendapatan perseroan tahun ini hanya mencapai paling banyak Rp 8,96 triliun, atau 70 persen dari target yang sebesar Rp 12,8 triliun.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini perseroan tengah memasuki fase ‘bertahan hidup’ akibat wabah virus korona Covid-19 yang memukul seluruh sektor ekonomi.

“Pendapatan kami pada tahun yang penuh tantangan ini diperkirakan bisa tercapai 60-70 persen dari target awal, yang ditetapkan sebelum adanya pandemi global Covid-19,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (24/4).

Jumlah penumpang pesawat saat ini memang tengah turun yang berdampak pada pendapatan aeronautika. Namun demikian, Awaluddin mengatakan, AP II akan menggenjot pendapatan dari sektor lainnya seperti memaksimalkan utilisasi dari non-performing asset seperti lahan kosong, serta dari titik komersial, ritel dan sebagainya.

“Pendapatan dari pengelolaan kargo kami perkirakan juga masih bisa lebih baik. Hal lainnya, perseroan juga sedang mengkaji untuk melakukan diversifikasi portofolio anak usaha melalui kemitraan strategis,” ungkapnya.

Fase Business Survival sendiri merupakan langkah pertama sebelum perseroan beranjak ke fase Business Recovery, lalu lanjut ke fase Business Sustainability. Adapun ketiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko Business Continuity Management yang ditetapkan AP II.

Awaluddin mengatakan pada fase Business Survival ini yang menjadi tujuan perseroan adalah perlindungan tenaga kerja, optimalisasi arus kas, dan menjaga kinerja keuangan.

“Tujuan itu antara lain dapat kami capai dengan berbagai penghematan keuangan yaitu mengurangi biaya operasional, melakukan efisiensi pos pengeluaran, dan menghapus biaya nonproduktif,” terangnya.

Dia menjelaskan, penghematan biaya operasional sudah berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara. Misalnya mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas karena frekuensi penerbangan di 19 bandara juga mengalami penurunan.

“Adapun pada Januari 2020 rata-rata penerbangan masih sekitar 2.169 penerbangan per hari, namun pada bulan ini (1-21 April) rata penerbangan turun menjadi 650 penerbangan per hari,” tuturnya.

Penyesuaian pola operasional ini dapat menghemat biaya operasional sebesar 25 persen hingga 30 persen. “Penyesuaian pola operasional selain menghemat biaya operasional 25-30 persenjuga dapat mendukung aspek kesehatan bagi para pekerja karena kami bisa menerapkan konsep kerja dari rumah [work from home] dan sistem roster serta split team juga split project,” jelasnya.

“Berbagai penghematan yang dilakukan saat ini kami sebut dengan Cost Leadership, dan dapat mendukung kekuatan kas atau Cash Position dari perseroan,” imbuhnya.

Di samping melakukan penghematan, AP II juga menjalankan sejumlah strategi pada fase Business Survival ini guna mempertahankan pelanggan yang ada dan memperluas portofolio bisnis guna mengamankan pendapatan. Adapun fase Business Survival ini dijalani AP II sepanjang penyebaran Covid-19 masih terjadi. (jpc)