JAKARTA-RADAR BOGOR, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini menurun, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh angka ekspor yang menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi.
“Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/6/2020).
Perry menyebut, kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya sejalan peningkatan permintaan dari Tiongkok.
Beberapa indikator dini permintaan domestik juga mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah dan mulai memasuki tahapan pemulihan seperti tercermin dari penjualan semen, penjualan ritel, PMI, dan ekspektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya.
“Bank Indonesia memprakirakan proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada triwulan III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh,” tuturnya.
Perry memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9 persen – 1,9 persen pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5 persen – 6 persen pada 2021 didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat semakin efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi selama dan pasca Covid-19,” tutupnya. (jpg)