Pada kuartal-II 2020 pertumbuhan ekonomi Singapura ambles hingga negatif 41 persen. Negara-negara lain yang lamban merespons pandemi ini, kata Pitter, juga berpotensi jatuh ke jurang krisis. Artinya, proses recovery akan berjalan lambat.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? “Sebagaimana negara lain, Indonesia diperkirakan akan mengalami resesi,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka pertumbuhan ekonomi RI kuartal-II yang mengalami kontraksi 5,32 persen. Pitter melihat, kontraksi pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut pada kuartal-III dan kuartal-IV.
“Apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi.
Namun, meskipun Indonesia nanti dinyatakan resesi, masyarakat tidak perlu panik. Sekali lagi resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah. “Hampir semua negara mengalami resesi,” lanjut Pitter.
Yang lebih penting adalah bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi. Apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, maka Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan cepat ketika wabah sudah berlalu.
“Kita optimistis dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah melalui program PEN, kita akan bisa meningkatkan daya tahan dunia usaha kita, dan kita akan recovery pada tahun 2021,” pungkas Pitter. (jpg)