“Pada masa pemerintahan Trump, AS terus melakukan produksi minyak walaupun OPEC sudah mengurangi outputnya dan tingkat permintaan yang rendah karena pandemi virus corona. Kebijakan yang diambil Biden akan menstabilkan dan kemudian mengerek naik harga minyak,” jelasnya.
Selain itu, prospek kejelasan paket stimulus fiskal juga masih dinanti oleh pelaku pasar.
Apabila Biden berhasil mengeluarkan paket stimulus tersebut, hal ini akan berimbas pada meningkatnya peredaran uang yang juga berdampak pada permintaan minyak dunia.
Ke depannya, Ibrahim memperkirakan harga minyak masih dapat menguat walaupun terbatas. Harga minyak dunia juga masih berpeluang parkir di kisaran US$40 per barel pada akhir tahun 2020. (*/ran)