“Golongan pendapatan menengah atas, yang berkontribusi 82 persen terhadap total konsumsi masyarakat, cenderung menahan belanja mereka,” jelas Core.
Salah satu indikasi perilaku delayed purchase golongan menengah ini terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang mengalami peningkatan.
Sementara itu, golongan masyarakat pendapatan bawah mengalami penurunan daya beli sejalan dengan turun atau bahkan hilangnya pendapatan mereka selama masa pandemi.
Tercermin dari 2,56 juta penduduk kehilangan pekerjaan karena Covid-19 sepanjang Februari-Agustus 2020.
Meski memang, tekanan terhadap konsumsi golongan pendapatan bawah sedikit tertolong oleh bantuan sosial (bansos) pemerintah melalui progam permulihan ekonomi nasional (PEN), baik dalam bentuk transfer barang, uang, dan pemberian subsidi.
“Oleh karena itu kepercayaan kelas menengah atas menjadi kunci pertumbuhan konsumsi di 2021,” kata Core. (*/ran)