BOGOR-RADAR BOGOR, Kedai-Kedai kopi tutup. Malam penuh cerita dan tawa berubah senyap. Tak ada obrolan bertemankan segelas kopi hitam pekat.
Jalan-jalan pun tak kalah senyap. Cenderung hening. Kendaraan yang melintas tak seramai sebelumnya.
Begitu pula jalan Pandu Raya, Kota Bogor. Jalan yang selalu ramai itu kehilangan pesonanya. Sebagai surganya coffe shop.
Kawasan seribu coffe shop itu koma. Hidup tidak, matipun tidak.
Begitulah kondisi pusat coffe shop di kota Bogor sehari setelah diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk pertama kalinya.
Kota Bogor mendadak mati. Tempat ngopi terpaksa berhenti. Mengawali titik suram bagi semua yang berkecimpung di dunia Kopi Bogor. Dari hulu hingga ke hilir.
Di hulu penjualan biji kopi terjun bebas. Terseok-seok. Tak ada yang membeli biji kopinya. Pun dengan hilir. penjualan kopi di kedai hingga coffe shop. Anjlok.
Bulan April 2020 menjadi puncaknya, sebagian kedai kopi dan coffe shop tak kuasa menahan dampak karantina kesehatan wilayah itu.
Tidak ada pilihan terpaksa tutup sementara. Meraka koma.
Sebagian memilih tutup selamanya. Karyawan coffe shop terpaksa dirumahkan. Ekonomi kocar-kacir.
Kondisi itu berlangsung tiga bulan lamanya. April, Mei dan Juni 2020.
Hingga bulan Juli 2020. Angin segar bagi para pengusaha mulai terasa. Sedikit asa. Bulan itu pemerintah Kota Bogor memberikan Pelonggaran PSBB.
Satu persatu coffe Shop mulai buka. Mencoba bangkit dari Pandemi Covid 19. Bangun dari koma.
Mereka mulai menata kembali bisnis coffe shop yang dipaksa koma tiga bulan lamanya. Berbagai terobosan dilakukan. Termasuk cara ngopi yang berbeda djgebgaht Pandemi Covid 19 ini.
Salah satunya adalah Halaman belakang. Sebuah coffe shop di jalan Achmad Adnawijaya Nomor 1, RT04/13, kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Sang pemilik coffe shop Halaman Belakang, Yoga Zains membuat konsep baru. Tempat ngopi outdoor untuk mengurangi resiko penularan Covid 19.
Ia sadar, selain jaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan, sirkulasi udara menjadi salah satu cara memutus mata rantai penularan Covid 19.
Selain itu, ia melihat kaum milenial di Kota Bogor saat ini lebih suka nongkrong di tempat terbuka.
“Itu salah satu alasan halaman belakang mengusung tempat ngopi di tempat terbuka,” katanya saat ditemui radarbogor.id di Halaman Belakang Senin (30/11/2020).
Dengan konsep seperti itu, Yoga mulai merasakan bisnisnya kembali bangkit. Walaupun belum sepenuhnya.
“Tidak mudah. Tiga bulan tutup sama sekali dan harus bangkit kembali,” tukansya.
Ya, itu hanyalah satu dari puluhan coffe shop di Kota Bogor yang sempat terpuruk akibat Covid 19. Mereka koma. Dan kini mulai kembali bangkit ditengah Pandemi yang masih terjadi. (all)