Okupansi Hotel dan Restoran di Bogor Turun Hingga 80 Persen

0
37
Pengunjung Hotel Royal safari Garden, Puncak registrasi penginapan, belum lama ini. Pengelola Hotel mengaku penurunan pengunjung akibat Covid19. foto : Hendi/RADAR BOGOR
Pengunjung Hotel Royal safari Garden, Puncak registrasi penginapan, belum lama ini. Pengelola Hotel mengaku penurunan pengunjung akibat Covid19. foto : Hendi/RADAR BOGOR

CIBINONG-RADAR BOGOR, Jumlah okupansi hotel dan restoan mengalami penurunan pada moment natal dan tahun baru 2021. Kondisi tersebut tak terlepas dari kebijakan pemerintah, yang mengharuskan setiap wisatawan membawa surat keterangan sehat berdasarkan hasil rapid tes antigen.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Boboy Ruswanto mengatakan, jumlah okupansi menurun pada pergantian tahun 2021.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, hampir ratusan hotel dan restoran anggota PHRI, mengalami penurunan kunjungan wisatawan.

“Moment libur Natal rata-rata hotel mengalami penurunan tingkat hunian. Padahal kita berharap banyak di longweekend kemarin ada peningkatan jumlah okupansi,” ujarnya, Minggu (27/12).

Boboy-sapaanya mengatakan, penurunan okupansi karena ada aturan untuk pengunjung membawa keterangan rapid antigen, sehingga banyak pengunjung yang membatalkan kunjungannya.

Jika mengacu kepada kalender yang ada, seharusnya libur Natal kemarin merupakan libur yang sangat panjang. Sehingga, pada momen tersebut dapat meningkatkan okupansi hotel dan restoran yang ada di kawasan wisata.

Menurutnya, okupansi hotel dan restoran turun mencapai 70 hingga 80 persen.

“Okupansi hotel dan restoran hanya di angka 15 sampai 35 persen. Turun 70 hingga 80 persen persen dari tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.

Meski begitu, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Sebab, hal tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah.

“Kami pelaku usaha tetap mengikuti aturan pemerintah. Semoga saja covid-19 ini cepat berlalu,” tutupnya. (ded)