JAKARTA-RADAR BOGOR, Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, berkomitmen pada upaya pengurangan sampah plastik. Mereka pun menyediakan dua hektare (Ha) lahan untuk fasilitas TPST3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse-Reduce-Recycle) Project STOP.
Project STOP sendiri, merupakan sebuah inisiatif dari perusahaan Borealis dan SYSTEMIQ. Proyek ini merancang, mengimplementasikan, dan mengembangkan solusi ekonomi sirkular untuk mencegah polusi plastik di Asia Tenggara.
Perusahaan makanan dan minuman Nestle yang terlibat dalam proyek ini memberikan dana sebesar 1,6 juta Swiss Franc. Dana tersebut tambahan dukungan finansial dari para co-founder Borealis, pemerintah Norwegia, Borouge, Veolia, dan NOVA Chemicals.
Bupati Pasuruan H. M. Irsyad Yusuf menyebut, saat ini hanya sembilan persen penduduk di Pasuruan yang memiliki akses terhadap layanan pengelolaan sampah. Sementara itu, hanya satu persen dari jumlah sampah tersebut dikelola secara bijak.
“Penduduk lain tidak memiliki pilihan selain membuang sampah di lingkungan sekitar mereka,” ujarnya dalam siaran persnya, Senin (24/2).
Tujuan jangka panjang Project STOP adalah menciptakan solusi-solusi dan model-model baru yang dapat diadopsi dengan cepat di seluruh mata rantai plastik. Mulai dari penggunaan plastik hingga pengumpulan dan daur ulang sampah.
“Project STOP juga telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah plastik di Muncar, Jawa Timur dan di Jembrana, Bali,” tuturnya.
Sementara, CEO Borealis Alfred Stern mengatakan, inisiatif ini bertujuan untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dengan biaya rendah. “Program ini tidak hanya menyediakan lapangan kerja baru, tapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat,” ucapnya.
Program Director, Ocean Plastics Asia, dan Partner di SYSTEMIQ, Joi Danielson menambahkan, TPST3R ditargetkan mampu mengelola setidaknya 1.500 ton sampah plastik per tahun mulai 2022. (jwp)