JAKARTA-RADAR BOGOR, Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di kegiatan hulu (upstream) PT Pertamina EP optimistis mencapai target produksi minyak dan produksi gas 2020.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim menuturkan, tahun ini Pertamina EP menargetkan produksi minyak sebesar 85 ribu barel oil per day (BOPD) dan produksi gas sebesar 955 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Chalid menjelaskan, untuk mencapai target tersebut pihaknya memiliki rencana kerja pemboran, workover, dan well intervention. “Jadi, ada kegiatan sumuran dan ada kegitan di eksisting,” katanya ditemui di sela-sela acara Forum Sharing Teknologi Produksi, baru-baru ini.
Kegiatan di eksisting diharapkan dapat menjaga kinerja produksi. Sementara itu, kegiatan sumuran diharapkan bisa menambah produksi.
Chalid menuturkan, tiga tahun terakhir produksi Pertamina EP mengalami peningkatan (inclince). Untuk produksi minyak rinciannya yaitu sekitar 77 ribu BOPD (2017), 79 ribu BOPD (2018), dan 82.213 BOPD pada 2019.
“Dengan modal yang sangat baik, dengan rencana kerja yang ada di 2020 ini harusnya kami masih yakin akan incline,” tegas Chalid.
Adapun investasi yang akan dikeluarkan guna mendukung pencapaian target tersebut, lanjut Chalid, sebesar USD 780 juta atau sekitar Rp 10,92 triliun (kurs 14.000). Anggaran dialokasikan untuk seluruh pekerjaan baik itu pemboran, eksplorasi, pengembangan, serta kegiatan penunjang operasi.
Sementara itu, dari kelima aset yang dimiliki, menurut Chalid, seluruhnya diharapkan mampu berkontribusi pada pencapaian target produksi 2020. “Per Januari 2020, produksi minyak Pertamina EP berada di angka 80.773 BOPD dan gas berada pada angka 965 MMSCFD atau 100,4 persen dari angka target harian,” jelasnya.
Penggunaan Teknologi
Chalid menambahkan, pencapaian target Pertamina EP tersebut diharapkan berkontribusi pada target produksi minyak SKK Migas sebesar 1 juta BOPD pada 2030. “Tentunya kami salah satu KKKS yang ada di bawah SKK Migas punya peran penting untuk membantu dalam hal mencapai target itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengakui, kegiatan di hulu atau upstream ini sarat akan investasi, risiko, dan teknologi. Oleh karena itu, orang-orang yang ada di kegiatan hulu pastinya punya kompetensi khusus. Sehingga, kata Chalid, peran dari orangnya dan teknologinya bisa menunjang seluruh kegiatan yang ada.
“Jadi, sharing teknologi yang kami adakan ini salah satu upaya agar satu aset dengan aset lainnya berbagi apa yang sudah dilakukan. Sehingga, punya pemahaman yang sama terhadap teknologi dan bisa diaplikasikan untuk mencapai target sesuai dengan tema Production Operation Big Moves to Break the Limit,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selain itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga hadir membagikan pengalamannya kepada generasi milenial di Pertamina EP. (jwp)