Anjlok 7,3 Persen Pekan Lalu, IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat Tipis

0
47
ILUSTRASI. IHSG dibuka menguat tipis pada perdagangan Senin (2/3), setelah anjlok 7,3 persen dalam perdagangan sepekan terakhir Februari imbas virus korona. (Miftahulhayat/Jawa Pos)
ILUSTRASI. IHSG dibuka menguat tipis pada perdagangan Senin (2/3), setelah anjlok 7,3 persen dalam perdagangan sepekan terakhir Februari imbas virus korona. (Miftahulhayat/Jawa Pos)
ILUSTRASI. IHSG dibuka menguat tipis pada perdagangan Senin (2/3), setelah anjlok 7,3 persen dalam perdagangan sepekan terakhir Februari imbas virus korona. (Miftahulhayat/Jawa Pos)
ILUSTRASI. IHSG dibuka menguat tipis pada perdagangan Senin (2/3), setelah anjlok 7,3 persen dalam perdagangan sepekan terakhir Februari imbas virus korona. (Miftahulhayat/Jawa Pos)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Perdagangan di pasar saham Indonesia pekan ini masih bergantung pada perkembangan virus korona yang mulai menggerogoti perekonomian dunia. Isu kesehatan global ini membuat investor panik sehingga dapat kembali menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Menyambut awal pekan ini, IHSG dibuka menguat 2,34 poin atau 0,04 persen ke posisi 5.455,05. Sementara indeks LQ45 bergerak naik 0,69 poin atau 0,08 persen menjadi 880,22.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengimbau agar investor tidak terlalu panik seiring dengan angka orang yang sembuh lebih banyak dibandingkan angka kematian dari virus endemik tersebut.

“Di perdagangan Senin ini dengan perkiraan support di level 5.400 sampai 5.288 dan resistance di level 5.500 sampai 5.600,” ujarnya di Jakarta, Senin (1/3).

Seperti diketahui, IHSG sempat anjlok lebih dari 4 persen para perdagangan Kamis pekan lalu. Namun lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana emiten diperbolehkan melakukan pembelian kembali atau buy back saham berhasil mendorong aksi pembelian di ujung sesi 2 pada perdagangan Jumat.

“Emiten yang merasa harga sahamnya sudah murah boleh membeli sahamnya di pasar. Hal ini memberikan sinyal positif ketika sebuah emiten mengumumkan rencana buyback karena mengindikasikan saham mereka sudah murah,” imbuhnya.

Menurutnya, bagi investor yang punya horizon waktu lebih dari dua tahun ini merupakan periode yang bagus untuk memulai melakukan cicil beli di saham-saham berfundamental bagus.

“Dampak ekonomi virus korona pasti ada tetapi kekawatiran berlebih yang menyebabkan tekanan besar pada perekonomian dan pasar keuangan,” tuturnya.

Sebagai informasi, mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan lalu IHSG terjun payung sebesar 7,30 persen atau berada pada posisi 5.452,704 dari 5.882,255 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya. Penurunan tersebut juga diikuti dengan perubahan pada nilai kapitalisasi pasar sebesar 7,30 persen atau berada pada posisi Rp 6.304,205 triliun dari Rp 6.800,649 trilun. (jwp)