JAKARTA-RADAR BOGOR, Industri penerbangan turut terdampak wabah virus Korona jenis baru atau Covid-19. Sebab, pertumbuhan perusahaan maskapai penerbangan bergantung dari sektor pariwisata yang saat ini mengalami tekanan.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons bahwa pemerintah masih melakukan identifikasi terkait Indusri penerbangan yang kinerjanya terkena dampak Covid-19 tersebut. Sebab, pemerintah ingin memastikan penurunan kinerja perusahaan penerbangan itu benar-benar karena virus Korona dan bukan permasalahan di perusahaan.
“Kita identifikasi industri ini sakit sebelum Covid-19 apa enggak. Jangan dompleng sakit karena Covid-19. Kalau dari sananya sudah sakit, ya sudahlah. Jangan sampai membebani fokus kita untuk selamatkan ekonomi,” ujarnya dalam video conference, Rabu (1/4).
Saat ini, menurut Sri Mulyani, pemerintah tengah fokus dalam menjaga perekonomian masyarakat. Sehingga sektor-sektor yang dinilai terdampak virus Korona akan dibantu guna mendongkrak perekonomian.
“Kita lihat industri mana yang harus difokuskan. Kita tidak ingin moral hazard terjadi,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiratmadja menyatakan, beberapa maskapai telah memilih opsi menutup operasi dan melakukan PHK terhadap karyawannya. Hal ini imbas dari penurunan jumlah penumpang karena pandemi virus Korona
Maskapai penerbangan juga sudah mengurangi frekuensi penerbangan mereka hingga 50 persen. Denon melanjutkan, apabila penuntasan pandemi Covid-19 semakin tidak pasti, hal ini akan membuat industri penerbangan semakin terpuruk bahkan sebagian akan tidak beroperasi karena bangkrut. (jpg)