BOGOR – RADAR BOGOR, Pandemi Covid-19, membuat berbagai sektor usaha terpuruk. Namun, ternyata Usaha mikro kecil menengah (UMKM) mampu bertahan dengan berbagai cara. Hal tersebut menjadi perhatian berbagai pihak.
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Cabang Bogor kembali menyelenggarakan pelatihan daring. Kali ini, bertajuk Belajar Bertahan Hidup dari UKM yang Bertahan saat Pandemi, Rabu (15/7).
Ya, PNM selalu melakukan pendampingan kepada nasabah PNM dalam bentuk pelatihan untuk menghadapi situasi dan kondisi di tengah pandemi sehingga dapat bermanfaat untuk keberlangsungan usaha.
PNM secara berkesinambungan memberikan pendampingan dan pembinaan usaha kepada nasabah, berupa pelatihan tematik hingga pembinaan secara reguler dan pelatihan klaster yang berdasarkan pada kesamaan wilayah ataupun jenis usaha. Kegiatan ini diikuti oleh nasabah ULaMM regional Bogor.
Kali ini, Narasumber Cucu Haris memberikan, pemahaman kepada nasabah bahwa mindset positive sangat diperlukan dalam mendukung kemajuan usaha di era saat ini.
“Karena dengan mindset positive, nasabah akan dengan mudah beradaptasi dengan era digital yang tentunya sangat membantu perkembangan usaha,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika berprasangka buruk maka usaha akan ambruk. “Apabila berpikir positif, seorang pelaku usaha akan mencari celah untuk tetap bertahan,” katanya.
Haris menambahkan, untuk bisa bertahan seorang pelaku usaha harus memiliki nilai tambah. Selain itu, wajib memiliki keunikan. “Hal yang tak dimiliki orang lain sangat diperlukan agar bisa berkembang,” tegasnya.
Tak hanya itu, sambung dia, pengusaha harus memiliki keunggulan kompetitif dan memiliki kemampuan berubah. “Kondisi saat ini, memaksa kita untuk berubah dan beradaptasi. Kalau tak bisa maka akan mati,” tuturnya.
Saat ini, ia menyontohkan, banyak perusahaan dan brand besar bahkan sudah banting harga dan produknya dijual di pinggir jalan. Haris mengingatkan, online kini bukan lagi milik milenial.
Sebab, tukang sayur bahkan sudah bisa pesan lewat media WhatsApp (WA). “Jangan menunggu konsumen datang tapi dijemput,” katanya.
Bahkan, kata dia, kini ada bisnis jasa titip belanja karena warga takut keluar. “Konsumen sekarang lebih hemat dan perhitungan terhadap uang yang dikeluarkannya. Jadi, produk kita harus menjadi berharga,” paparnya.
Kegiatan ini, dihadiri pula Sekretaris Perusahaan, Errinto Pardede. Menurutnya, orang sukses harus pantang menyerah, inovatif bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung usaha.
Tak hanya itu, hadir pula Rizky Wisnoentoro selaku Kepala Divisi PKU dan Henny Herawaty selaku Pemimpin Cabang Bogor. Kegiatan pelatihan ini, merupakan salah satu program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) yang biasanya dilakukan secara tatap muka oleh PNM untuk mendampingi nasabah.
Di masa pandemi, pelatihan dilakukan melalui online melalui sarana video conference. Sepanjang tahun 2020, PNM telah melaksanakan total 30 kegiatan Temu Usaha Nasabah Unit (TUNU) dan Temu Usaha Nasabah Mekaar (TUNM). Per Juni 2020 PNM membina 514 nasabah ULaMM dan 84.915 nasabah Mekaar di regional Bogor.
“PNM memiliki dua produk unggulan yaitu Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang memberikan layanan kepada perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang diperuntukan kepada pelaku UMKM,” papar Rizky.
Dalam merealisasikan komitmen untuk memberikan pendampingan dan pembinaan kepada nasabah, PNM melalui program PKU memberikan pendampingan dan pembinaan usaha kepada nasabah, baik berupa pelatihan tematik hingga pembinaan dan pelatihan kelompok usaha (klaster) yang berdasarkan pada kesamaan wilayah ataupun jenis usaha.
Saat ini, PNM memiliki lebih dari 3.000 kantor layanan di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 427 Kabupaten/ Kota, dan 4.276 Kecamatan. (*/ran)