Pasarkan Minuman Hidroponik Dimasa Pandemi

0
35
Juli Yanti memperlihatkan produk buatannya.
Juli Yanti memperlihatkan produk buatannya.

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejak awal pandemi Covid-19, banyak usaha dan pekerjaan yang terpaksa tutup. Seperti usaha yang pernah digeluti Juli Yanti, sebagai seorang penjahit.

Kini, Juli pun beralih profesi membuat jus buah sayur hidroponik dan organik. “Karena belum ramai permintaan pembuatannya hanya saya sendiri,” ujarnya.

Untuk penjualannya selama Juni sampai Oktober mencapai 700 botol. Omset perbulan hanya Rp500 ribu hingga Rp600 ribu dengan harga perbotolnya mulai Rp8 ribu hingga Rp12 ribu.

Ia mengaku kesulitan lantaran harga buah sering kali naik turun, sementara harus mempertahankan harga jual produk. Selain itu, kendala pemasaran karena jusnya memakai bahan alami tanpa pengawet, makanya sulit untuk dijual ke luar Kota Bogor.

Dalam sehari ia bisa membuat 3 lusin minuman. Juli mengaku tidak buat setiap hari karena menjaga kualitas rasa produk, tidak bisa bertahan dalam kurun waktu lama.

Dalam menjalani usaha minuman sehat ini ia dibantu saudara dalam hal pemasaran produk. Ia memilih menjual produk ini lantaran modal yang cukup murah dengan banyak manfaat di dalamnya. “Saya ingin menjangkau kemampuan masyarakat yang nilai belinya ringan, tapi khasiatnya banyak,” terangnya.

Untuk varian rasa buah, ia mengaku ikuti sesuai musim buah berlangsung. Karena semua buah bisa diproduksi. Untuk sayur, ia membuat sayur sawi, keil (kubis kale), pacoi, wortel. Produk yang dimintai biasanya varian mix buah dengan sayuran.(Mg1/Mg2/Mg3)