Pandemi, Pilot Jajal ‘Online Shop’

0
36
Dialog Produktif bertema ‘Vaksin: Harapan Kembali Produktif’ yang digelar secara virtual di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (2/12/2020).
Dialog Produktif bertema ‘Vaksin: Harapan Kembali Produktif’ yang digelar secara virtual di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (2/12/2020).

JAKARTA-RADAR BOGOR, Wabah COVID-19 berdampak pada banyak profesi. Ada yang kehilangan pekerjaan dan banting stir alih profesi.

Bagi yang masih bekerja tetapi pendapatannya dipangkas, bersiasat dengan mencoba usaha sampingan. Salah satunya seperti yang tengah dijalani Aditya Santosa, seorang pilot yang sedang berbisnis online shop.

Pria yang berprofesi sebagai seorang pilot maskapai penerbangan nasional ini mengaku pendapatannya berkurang 30 persen sejak pandemi. Jadwal terbang juga berkurang.

Karena banyak waktu luang, Aditya berpikir tidak ada salahnya merambah bisnis online guna menambal pendapatannya yang kini berkurang jauh.

“Saya coba berwirausaha. Saya mulai jualan online dan belajar jualan dari teman saya. Puji Tuhan lumayan, ada hasilnya. Karena banyak waktu luang, jarang terbang, saya bisa invest waktu saya ke hal lain,” kata Aditya dalam Dialog Produktif bertema ‘Vaksin: Harapan Kembali Produktif’ yang digelar secara virtual di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (2/12/2020).

Dengan berjualan online, Aditya mengaku terbantu untuk menambal kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga. Apalagi selain gaji yang dipangkas, pilot juga kehilangan uang terbang yang biasanya didapat setiap kali menjalankan tugas.

Aditya mengaku, bila sebelum pandemi dirinya bisa terbang 4-5 kali dalam sebulan, selama pandemi jadwal terbangnya bisa hanya sekali dalam tiga bulan.

Pemerintah sendiri tak tinggal diam membantu masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi COVID-19.

Berbagai bantuan disalurkan melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Total, anggaran PEN mencapai Rp 695,2 triliun.

Bantuan yang diberikan pun tak hanya menyasar masyarakat ekonomi lemah dan UMKM saja, namun juga perusahaan dan karyawan yang dirumahkan. (*/ran)