JAKARTA-RADAR BOGOR, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa gejolak perekonomian dunia masih belum usai pada depan karena kontraksi yang sangat dalam sepanjang masa pandemi Covid-19. Meskipun demikian, ekonomi sudah mulai pulih meskipun belum secara optimal.
“Kalau kita lihat dari berbagai zona atau regional mengalami kontraksi yang sangat dalam yaitu minus 5,8 persen untuk tahun 2020 dan tahun depan diperkirakan akan pulih ke minus 3,9 persen,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KITA secara virtual, Senin (21/12).
Di kawasan Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Itali, dan Spanyol masih mengalami kontraksi yang luar biasa. Bahkan, Ia memaparkan, ada kontraksi ekonomi yang cukup dalam hingga minus 8,3 persen.
“Oleh karena itu Eropa memang mengalami kontraksi sangat dalam tahun ini yang diperkirakan mencapai 8,3 persen. tahun depan akan boleh di 5,2 persen,” imbuhnya.
Sementara untuk negara berkembang, lanjutnya, diperkirakan mencapai minus 3,3 persen. Sementara negara ASEAN diproyeksi minus 3,4 persen di 2020 ini. Menurutnya, ini menggambarkan telah terjadi perubahan arah ekonomi yang sangat dramatis pada tahun 2020 yang menyebabkan kontraksi seluruh negara di dunia
“India kontraksinya cukup dalam di 10,3 persen, Malaysia di 6 persen, Filipina 8,3 persen kontraksi dan Singapura di minus 6 persen,” tuturnya.
Sementara, di Indonesia sendiri akan berasa di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 2,2 persen. “Dalam hal ini menjadi range yang kementerian keuangan melihat terutama sampai dengan minggu kedua bulan Desember ini yaitu outlook kita di -1,7 persen hingga minus 2,2 persen,” pungkasnya. (jawapos)